Bisnis.com, JAKARTA — Aliran dana asing mulai kembali masuk ke pasar Indonesia sehingga menjadi katalis positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, selain bertambah, sebetulnya dana asing tidak pernah benar-benar keluar dari pasar Indonesia, hanya saja berpindah-pindah.
"Karena yang pertumbuhan ekonomi Indonesia bagus, disokong oleh konsumsi domestik. Kita juga tahu politik stabil sampai tahun depan. Mereka [dana asing] paling hanya pindah-pindah, kadang ke saham atau ke obligasi," katanya kepada Bisnis, Jumat (12/8/2022).
Kiswoyo menyebut, kondisi ekonomi indonesia masih paling kuat, terlebih karena sudah tidak ada pembatasan sosial, menjadi puncak konsumsi masyarakat tinggi dan ekonomi mulai kembali normal. "Kalau bukan investasi di Indonesia mau di mana lagi?," kata Kiswoyo.
Data ekonomi AS inflasi melandai juga tidak mempengaruhi pasar dalam negeri. Setelah tahun ini ekonomi membaik, tahun depan Kiswoyo memperkirakan putaran ekonomi bisa lebih kencang lagi.
"Karena tahun depan tahun kampanye, putaran uang di masyarakat nisa lebih kencang.Tahun depan dan tahun ini aman, gangguan stabilitas politik seperti demo-demo besar nggak akan ada," paparnya.
Baca Juga
Sebagai negara eksportir komoditas, pelemahan rupiah juga tak lagi menjadi masalah yang membuat pasar goyah seperti dulu. Pemakaian dan ketergantungan dengan dolar AS juga makin sedikit. Hal ini terutama sebelum kenaikan suku bunga The Fed tahun lalu banyak perusahaan yang sudah melunasi atau mengalihkan utangnya ke rupiah, sehingga tidak butuh dolar AS lagi.
Kiswoyo mengatakan untuk saat ini investor asing banyak masuk ke saham bluechip yang punya fundamental kuat dan penggerak IHSG.
"Saham BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, BBNI, ASII. Karena mereka juga penguat IHSG. Saya optimistis IHSG bisa ke 7.500," ujarnya.