Bisnis.com, JAKARTA —Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (9/8/2022), sejalan dengan mayoritas mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.865 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 09.00 WIB menguat dengan kenaikan 0,01 persen atau 0,012 poin ke posisi 106,28.
Selain rupiah, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia Pasifik juga menguat. Di antaranya yen Jepang sebesah 0,15 persen, baht Thailand naik 0,36 persen persen terhadap dolar AS, dan peso Filipina menguat 0,05 persen.
Sementara itu, segelintir mata uang Asia yang terpantau melemah adalah yuan China sebesar 01,0 persen dan dolar Singapura melemah 0,04 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, fokus minggu ini adalah pada indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Rabu, dan apakah itu dapat memperkuat peluang kenaikan suku bunga. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi tahunan turun menjadi 8,7 persen pada Juli, dari 9,1 persen pada bulan sebelumnya.
Dia melanjutkan, sebanyak 73,5 persen trader saat ini melihat kemungkinan The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Baca Juga
Dari dalam negeri, menurut Ibrahim pasar terus memantau perkembangan cadangan devisa Indonesia yang mengalami penurunan, walaupun pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2022 melampau ekspektasi 5,44 persen.
"Penguatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2022 tidak diikuti oleh gerak langkah cadangan devisa. Namun, meski cadangan devisa turun, mata uang rupiah tetap menguat," kata Ibrahim, Senin (8/8/2022).
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2022 sebesar US$132,2 miliar, turun US$4,2 miliar atau 3,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan posisi cadangan devisa pada Juli 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Ke depan, lanjutnya, banyak pengamat yang memprediksi, cadangan devisa akan berada di kisaran US$130 miliar hingga US$131 miliar di akhir tahun ini. Perkiraan ini karena dari sisi neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan masih surplus, sehingga bisa menahan penurunan cadangan devisa lebih dalam lagi.
Adapun untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.850—Rp14.900.