Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada awal pekan ini, Senin (8/8/2022). Rupiah menguat bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,12 persen atau 18 poin sehingga parkir di posisi Rp14.876,00 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau melemah 0,28 poin atau 0,26 persen ke level 106,34.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia yang ikut menguat adalah dolar Singapura menguat 0,14 persen, yuan China menguat 0,03 persen, dan baht Thailand naik 0,08 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia terpantau melemah yaitu yen Jepang melemah 0,04 persen, won Korea Selatan turun 0,62 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,20 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, fokus minggu ini adalah pada indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Rabu, dan apakah itu dapat memperkuat peluang kenaikan suku bunga. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi tahunan turun menjadi 8,7 persen pada Juli, dari 9,1 persen pada bulan sebelumnya.
Dia melanjutkan, sebanyak 73,5 persen trader saat ini melihat kemungkinan The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Baca Juga
Dari dalam negeri, menurut Ibrahim pasar terus memantau perkembangan cadangan devisa Indonesia yang mengalami penurunan, walaupun pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2022 melampau ekspektasi 5,44 persen.
"Penguatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2022 tidak diikuti oleh gerak langkah cadangan devisa. Namun, meski cadangan devisa turun, mata uang rupiah tetap menguat," kata Ibrahim, Senin (8/8/2022).
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2022 sebesar US$132,2 miliar, turun US$4,2 miliar atau 3,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan posisi cadangan devisa pada Juli 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Ke depan, lanjutnya, banyak pengamat yang memprediksi, cadangan devisa akan berada di kisaran US$130 miliar hingga US$131 miliar di akhir tahun ini. Perkiraan ini karena dari sisi neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan masih surplus, sehingga bisa menahan penurunan cadangan devisa lebih dalam lagi.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi, ditutup menguat di rentang Rp14.850-Rp14.900.