Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Penurunan Harga Jual, Simak Rekomendasi Saham CPO

Sejumlah saham pada sektor perkebunan masih dapat dicermati investor di tengah volatilitas harga dan potensi pertumbuhan produksi CPO.
Sejumlah saham pada sektor perkebunan kelapa sawit masih dapat dicermati investor di tengah volatilitas harga dan potensi pertumbuhan produksi CPO. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Sejumlah saham pada sektor perkebunan kelapa sawit masih dapat dicermati investor di tengah volatilitas harga dan potensi pertumbuhan produksi CPO. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham pada sektor perkebunan kelapa sawit masih dapat dicermati investor di tengah volatilitas harga dan potensi pertumbuhan produksi CPO.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto menjelaskan, dari sisi operasional, produksi CPO pada semester II /2022 diprediksi akan lebih baik dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini. Hal ini didukung oleh peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung.

Di sisi lain, kenaikan produksi tersebut akan berdampak pada menurunnya harga jual rata rata atau  average selling price (ASP) CPO. Akibatnya, Alroy memprediksi pendapatan emiten di sektor ini akan menurun per semesternya.

“Namun, secara tahunan proyeksi 2022 tetap tumbuh dari 2021,” katanya saat dihubungi, Senin (1/8/2022)

Alroy melanjutkan, investor dapat mencermati emiten sawit yang memiliki pohon sawit dengan umur rata-rata di kisaran 11 hingga 13 tahun. Ia mengatakan, emiten dengan rerata umur tanaman tersebut masih dapat menikmati pertumbuhan produksi TBS ke depannya di tengah turunnya harga CPO.

Seiring dengan hal tersebut, Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan saham TAPG dengan target harga Rp950, DSNG pada level Rp850, dan STAA pada target Rp1.700.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memaparkan, prospek emiten perkebunan di semester II/2022 masih cukup positif. Hal ini seiring dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang dapat menopang kenaikan harga CPO.

Salah satu kebijakan yang mendukung prospek emiten di sektor ini adalah rencana pemerintah menghapus DMO sawit. Menurutnya, hal ini akan mempercepat kegiatan ekspor jika terealisasi.

"Selain itu, langkah ini juga akan mengurangi stok CPO Indonesia agar tidak oversupply," jelasnya.

Kebijakan lain yang menjadi katalis positif untuk emiten perkebunan adalah penghapusan sementara pungutan ekspor CPO. Andhika menuturkan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekspor harga jual rata-rata CPO.

Seiring dengan hal tersebut, Andhika mengatakan masih ada beberapa saham yang layak dicermati. Pihaknya merekomendasikan saham TAPG dengan target harga Rp800 dan LSIP pada harga Rp1.500.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper