Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Permen Kopiko dan Bengbeng (MYOR) Cetak Laba Rp668 Miliar

Produsen permen Kopiko PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mencatatkan kenaikan penjualan sepanjang semester I/2022. Laba Mayora tercatat mencapai Rp668 miliar.
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen permen Kopiko PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) mencatatkan kenaikan penjualan sepanjang semester I/2022. Laba Mayora tercatat mencapai Rp668 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasi Jumat (29/7/2022), kinerja penjualan bersih Mayora naik 9,28 persen secara tahunan, dari Rp13,15 triliun pada semester I/2021 menjadi Rp14,37 triliun pada semester I/2022.

Penjualan domestik sebelum dikurangi retur naik 10,53 persen yoy menjadi Rp8,55 triliun, dari sebelumnya Rp7,74 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor atau offshore sebelum dikurangi retur tercatat naik 7,77 persen yoy sehingga menjadi Rp5,83 triliun, dari sebelumnya Rp5,41 triliun.

Sejalan dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan Mayora naik 19,15 persen dari Rp9,56 triliun pada Januari—Juni 2021 menjadi Rp11,39 triliun pada Januari—Juni 2022. Kenaikan terutama disebabkan oleh naiknya beban bahan baku dan pembungkus yang digunakan sebesar 26,70 persen yoy menjadi Rp9,46 triliun. Pada semester I/2021, nilai beban bahan baku dan pembungkus hanya sebesar Rp7,46 triliun.

Kebaikan beban pokok penjualan yang lebih besar daripada penjualan membuat laba kotor Mayora turun menjadi Rp2,98 triliun, 16,97 persen lebih rendah daripada semester I/2021 sebesar Rp3,59 triliun.

Laba usaha MYOR juga turun 30,64 persen yoy menjadi Rp864,0 miliar sepanjang Januari-Juni 2022, dari Rp1,24 triliun pada semester I/2021.

Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 30,34 persen yoy menjadi Rp668,53 miliar, dari Rp959,80 miliar.

Pada 30 Juni 2022, total aset Mayora naik 10,96 persen yoy menjadi Rp22,10 triliun, dari sebelumnya Rp19,91 triliun. Kenaikan aset terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan sejumlah Rp1,27 triliun karena pembelian bahan baku yang meningkat selama semester I/2022.

Adapun liabilitas perseroan pada 30 Juni 2022 naik 18,19 persen menjadi Rp10,11 triliun, dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2021 sebesar Rp8,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper