Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mencatatkan kinerja penjualan Rp1,61 triliun dan laba bersih Rp445,59 miliar pada Semester I/2022.
Laba bersih emiten berkode SIDO pun tergerus karena pendapatan yang turun dihadapkan pada beban yang meningkat akibat inflasi bahan baku.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Jumat (29/7/2022), SIDO mencatatkan penjualan turun 2,53 persen menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp1,65 triliun.
Beban pokok penjualan produsen jamu-jamuan ini juga malah meningkat 4,55 persen menjadi Rp757,61 miliar dari Rp724,71 miliar. Dengan begitu, laba bruto pun tergerus dari Rp930,08 miliar menjadi Rp854,48 miliar per paruh pertama 2022 ini.
Sebenarnya, SIDO mampu menekan beban penjualan dan pemasaran dari Rp223,95 miliar menjadi Rp195,24 miliar. Namun, beban umum dan administrasinya malah meningkat dari Rp98,68 miliar menjadi Rp119,86 miliar.
Hal ini membuat kinerja laba usaha SIDO turun 10 persen menjadi Rp558,61 miliar per 30 Juni 2022 ini dari posisi Rp620,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Setelah dikurangi pajak penghasilan, dan biaya lain-lain, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan 11,35 persen dari Rp502 miliar menjadi Rp445,59 miliar pada 6 bulan pertama 2022 ini.
Posisi aset SIDO juga turut tergerus menjadi Rp3,57 triliun per 30 Juni 2022 dari posisi Rp4,06 triliun pada akhir tahun lalu. Hal ini seiring penurunan tajam pada posisi kas dan setara kas yang menjadi Rp601,32 miliar dari Rp1,08 triliun.
Di sisi lain, total liabilitas SIDO membaik dengan turun menjadi Rp337,18 miliar dari Rp597,78 miliar pada akhir tahun lalu. Penurunan tersebut seiring liabilitas jangka pendek pada beban akrual, utang pajak, serta utang usaha pihak ketiga yang berhasil diturunkan.
Adapun, posisi ekuitas cenderung sehat dengan nilai Rp3,24 triliun turun dibandingkan dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp3,47 triliun.