Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah tipis pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (27/7/2022). Bersamaan dengan itu, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia turut melemah jelang pengumuman keputusan The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 6,00 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.999,00 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,16 persen ke posisi 107,0190.
Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka melemaht diantaranya peso Filipina yang turun 0,47 persen, won Korea Selatan turun 0,43 persen, baht Thailand turun 0,15 persen dan yen Jepang yang turun 0,07 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, dolar Singapura terpantau menguat 0,04 persen, dan dolar Hongkong naik tipis 0,00 persen atau 0,0001 poin terhadap dolar AS di pagi ini.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan indeks dolar AS menguat pada Selasa karena para pedagang menunggu kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS, mengkhawatirkan apakah petunjuk ekonomi yang melambat dapat mendorong pergeseran dari fokusnya pada inflasi.
The Fed akan mengakhiri pertemuan dua hari pada hari Rabu. Para pelaku pasar telah memutar balik ekspektasi karena pasar mencoba mencari tahu apakah atau kapan pembuat kebijakan mungkin menghentikan upaya memerangi inflasi di tengah tanda-tanda ekonomi mulai melambat.
Baca Juga
Dari sisi internal, di tengah situasi perekonomian global yang rentan akibat konflik Rusia-Ukraina yang berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas sehingga berdampak terhadap melonjaknya inflasi, Indonesia masih mampu menjaga keseimbangan ekonominya, dengan melihat dari cadangan devisa Indonesia yang terus meningkat membuat perekonomian Indonesia tetap kokoh dan berada pada tren kinerja yang baik.
Berkaca dari sebelumnya, cadangan devisa berada di atas standar IMF selama tiga bulan ke depan. Berdasarkan catatan per akhir Juni 2022, Indonesia mengantongi devisa sebesar US$136,4 miliar, naik dari capaian Mei yang tercatat US$135,6 miliar. Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Di sisi lain, stabilitas keuangan domestik juga relatif terjaga hingga kuartal II/2022. Hal itu tercermin pada rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan yang masih tinggi pada akhir Mei 2022, yakni sebesar 24,67 persen
Kemudian, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan terjaga di angka 3,04 persen bruto. Situasi positif juga didukung oleh saluran kredit perbankan yang tumbuh 10,66 persen secara (YoY) per Juni 2022.
“Hal ini menandakan perekonomian dalam negeri relatif cukup kuat, apalagi dalam minggu depan rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia [PDB] kuartal kedua 2022 akan dipublikasikan. Diperkirakan PDB lebih baik dari kuartal sebelumnya di atas 5,01 persen,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Selasa (26/7/2022).
Dengan data fundamental dalam negeri yang bagus, membuat pijakan mata uang garuda tetap menguat walaupun secara bersamaan dolar menguat juga.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990-Rp15.040 per dolar AS.