Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Uang Asia Bervariasi, Rupiah Ditutup Rp15.015 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (22/7/2022) dengan menguatnya indeks dolar AS ditambah pasar uang Asia yang bervariasi.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (22/7/2022) dengan menguatnya indeks dolar AS ditambah pasar uang Asia yang bervariasi.

Mengutip data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup 21,5 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.015 per dolar AS. Sementara itu, Indeks dolar AS naik 0,3 persen ke level 107,229.

Pada pasar Asia, mata uang yen Jepang terpantau melemah 0,17 persen, dolar Singapura melemah 0,12 persen, peso Filipina menguat 0,09 persen, dan yuan China terkoreksi 0,05 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menyebutkan, pergerakan rupiah hari ini masih dipengaruhi oleh respon pasar terhadap Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. 

"Pasar menilai hal ini merupakan langkah yang tepat waktu, sasaran dan takaran dengan mengacu kepada tujuan utama yaitu menjaga stabilitas rupiah dan mengendalikan inflasi sesuai jangkar BI, ditambah untuk menjaga momentum pertumbuhan," jelasnya.

Selanjutnya, stance kebijakan moneter BI yang masih dovish merupakan sebuah kebijakan yang cermat dan terukur di tengah tekanan eksternal yang kuat karena dampak geopolitik yaitu perang Rusia- Ukraina, disrupsi rantai pasokan global, risiko stagflasi, dan lonjakan inflasi dunia.

Namun, inflasi inti yang masih dalam jangkauan BI, cadangan devisa yang kuat dan terjadi surplus neraca dagang secara konsisten didukung harga komoditas ekspor yang tinggi, juga menjadi pertimbangan, untuk tidak mengubah orientasi atau stance kebijakan moneternya yang dovish.

Sementara itu, dolar AS terpantau turun pada hari ini setelah Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan pada Kamis karena kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali mengalahkan kekhawatiran tentang pertumbuhan.

Dolar terbebani semalam oleh penurunan hasil Treasury setelah data menunjukkan penurunan aktivitas pabrik dan kenaikan aplikasi untuk tunjangan pengangguran. Ini menandakan bahwa ekonomi sudah merasakan efek dari pengetatan kebijakan Federal Reserve AS yang agresif.

Untuk perdagangan awal pekan depan, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.000 - Rp15.030.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper