Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) membuka peluang peningkatan kinerja, seiring dengan rencana peluncuran alat pendeteksi kanker serviks terbaru yang menggunakan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, prospek bisnis PYFA dengan peluncuran produk tersebut dinilai bagus, meski belum diketahui lebih lanjut harga dan seberapa besar pengaruhnya terhadap laba usaha di masa depan.
“Secara prospek bisnis harusnya makin memperkuat PYFA, seperti yang kita ketahui perangkat tersebut inovatif dan efektif untuk mendeteksi HPV,” jelas Cheryl kepada Bisnis, Jumat (22/7/2022).
Alat pendeteksi kanker serviks yang diberi nama Cerviray tersebut bekerja sama dengan perusahaan AI asal Korea Selatan, Aidot Inc. Cerviray dapat melakukan deteksi dini kanker serviks dengan tingkat sensitivitas sebesar 93 persen, dan tingkat spesifitas 89 persen.
Cerviray akan mengirimkan gambar serviks pasien dan menganalisis tingkat keparahan atau status penyakit yang terlihat, lalu dikirim ke tenaga ahli untuk membantu diagnosis lanjutan yang diperlukan.
Cheryl menambahkan, apa yang dilakukan PYFA berpotensi cukup besar, khususnya karena sejalan dengan program yang diterapkan pemerintah saat ini.
Baca Juga
“[Hal ini] sejalan dengan misi pemerintah dalam memerangi virus HPV dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah kanker serviks,” imbuhnya.
Terpisah, Direktur Pyridam Farma, Widjanarko Brotosaputro mengatakan, produk ini merupakan salah satu upaya perseroan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan serviks.
“Kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dan rutin melakukan pemeriksaan diri secara berkala, menjadi salah satu penyebab tingginya kematian yang disebabkan oleh kanker serviks,” ujar Widjanarko dalam keterangan resmi baru-baru ini.
Sebagai informasi, mulai tahun ini pemerintah akan mewajibkan vaksin HPV untuk tindak pencegahan kanker serviks. Pasalnya, kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker terbanyak kedua yang diderita perempuan Indonesia.
Selain vaksin, program yang akan digenjot yaitu skrining kanker serviks secara rutin bagi perempuan yang aktif secara seksual hingga usia 65 tahun.