Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (14/7/2022) waktu setempat karena ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih agresif setelah data inflasi Juni kian memanas mendorong dolar lebih kuat, membuat logam kuning kurang menarik.
Mengutip Antara, Jumat (15/7/2022), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$29,70 atau 1,71 persen menjadi ditutup pada US$1.705,80 per ounce, setelah sempat menembus level support US$1.700 pada terendah sesi di US$1.695,05 , menandai titik terendah sejak 31 Maret 2020.
Emas berjangka terangkat US$10,70 atau 0,62 persen menjadi US$1.735,50 pada Rabu (13/7/2022), setelah jatuh US$6,90 atau 0,40 persen menjadi US$1.724,80 pada Selasa (12/7/2022), dan merosot US$10,6 atau 0,61 persen menjadi US$1.731,70 pada Senin (11/7/2022).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,53 persen menjadi 108,5420.
Dolar juga naik ke level tertinggi terhadap yen Jepang sejak 1998 pada Kamis (14/7/2022), mendekati 140 yen karena bank sentral Jepang menganut kebijakan moneter longgar.
Namun demikian, data ekonomi yang dirilis pada Kamis (14/7/2022) mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS pada Juni naik 1,1 persen secara bulanan dan 11,3 persen secara tahunan, kenaikan terbesar sejak rekor lompatan 11,6 persen pada Maret 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS lebih lanjut melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 9.000 menjadi 244.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 9 Juli, tertinggi sejak pertengahan November 2021.
Baca Juga
“Kita bisa melihat emas kembali menguntungkan karena ekonomi melayang ke dalam resesi. Untuk saat ini mungkin ada lebih banyak pelemahan yang akan datang," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Palung emas terbaru datang karena pasar menekankan apakah Federal Reserve akan memilih rekor kenaikan pada keputusan 27 Juli mendatang tentang suku bunga untuk mengekang tekanan harga AS, atau terus memprioritaskan pertumbuhan di atas inflasi.
Sejak rilis Indeks Harga Konsumen per Juni 2022 pada Rabu (13/7/2022) di tertinggi baru empat dekade sebesar 9,1 persen, taruhan pada suku bunga telah berubah-ubah. Prediksi berayun antara peningkatan 100 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Juli versus konsensus yang lebih luas untuk kenaikan 75 basis poin.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 96,9 sen atau 5,05 persen, menjadi ditutup pada US$18,225 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$20,5 atau 2,45 persen menjadi ditutup pada US$817,30 per ounce.