Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen bauksit dan alumina PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) mengharapkan dapat ikut meraup untung dan meningkatkan kinerja keuangan dari peralihan ke industri ramah lingkungan.
Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Lumba Pardede menyebutkan bahwa konsumsi aluminium mengalami pemulihan pada 2021 akibat kebijakan paket stimulus. Hal ini membuat konsumsi aluminium meningkat pada industri ramah lingkungan seperti energi surya.
"Di sisi lain, transisi global dalam penggunaan energi, termasuk berkembangnya kendaraan listrik, diharapkan dapat meningkatkan permintaan terhadap aluminium di masa mendatang," ungkapnya dalam paparan publik, Kamis (30/6/2022).
Di samping itu, potensi besar juga terlihat dari produksi aluminium global juga mengalami peningkatan 3,9 persen dari 2020 ke tahun 2021 menjadi 67,8 juta ton. Permintaan terhadap aluminium meningkat 8,8 persen menjadi 69,0 juta ton pada periode yang sama. Adapun, pada kuartal keempat tahun 2021, tercatat peningkatan harga aluminium hingga melampaui US$3.000 per ton.
Sebagai informasi, sepanjang 2021, Perseroan berhasil menjual 8,41 juta dry metric ton (DMT) bauksit metalurgi (MGB) dimana sebanyak 86,73 persen atau sekitar 7,29 juta DMT merupakan penjualan ekspor sedangkan sisanya sebanyak 1,12 juta DMT dijual di dalam negeri.
Jumlah volume penjualan meningkat 5,79 persen dibandingkan dengan pada 2020. Peningkatan ini berkontribusi terhadap kenaikan nilai penjualan 2021 sebanyak Rp233,71 miliar menjadi Rp4,58 triliun.
Baca Juga
Kendati pendapatan meningkat, sepanjang 2021 CITA mencetak laba kotor senilai Rp2,0 triliun, turun dari 2020 senilai Rp2,17 triliun. Adapun, laba kotor turun dari Rp650 miliar pada 2020 menjadi Rp568 miliar pada 2021.
Cita Mineral Investindo juga memperoleh kuota ekspor bauksit olahan atau MGB sebesar 4,04 juta WMT pada Maret 2021 dan 4,3 juta WMT pada November 2021 untuk periode 2021-2022 serta 1,3 juta WMT kuota relaksasi untuk periode 2021.