Bisnis.com, JAKARTA – Tren suku bunga global yang rendah membuat obligasi korporasi diminati oleh para investor. Meski demikian, minat terhadap obligasi korporasi dan Surat Utang Negara (SUN) diyakini akan tetap optimal sepanjang tahun ini.
Head of Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kondisi pasar obligasi Indonesia semakin membaik pada tahun ini. Hal tersebut terutama terlihat dari perbaikan di obligasi korporasi.
Ramdhan menuturkan, selama masa awal pandemi pada 2020 – 2021, jumlah penerbitan obligasi korporasi cenderung rendah. Sementara, pada tahun ini, kebutuhan dana korporasi untuk refinancing dan ekspansi membuat emisi obligasi kembali semarak.
“Pasar obligasi korporasi kita juga pulih lebih cepat karena likuiditas investor domestik yang bagus. Hal ini membuat kondisi pasar surat utang secara umum menjadi lebih optimal,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (7/6/2022).
Ia melanjutkan, obligasi korporasi menjadi pilihan investor di tengah rendahnya suku bunga. Hal tersebut karena kebutuhan investor terhadap instrumen-instrumen tersebut guna mengoptimalkan return portofolionya.
Di sisi lain, obligasi terbitan pemerintah juga dinilai tetap dicari oleh para investor. Menurut Ramdhan, minat terhadap obligasi pemerintah tetap stabil karena risikonya yang lebih rendah serta didukung oleh rating investment grade.
Baca Juga
Ramdhan menambahkan, umumnya investor meminati surat utang pemerintah dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun. Tenor tersebut menjadi incaran para pemilik modal mengingat tingkat likuiditasnya yang lebih tinggi.
“Selain itu, pasar kita juga lebih didominasi oleh investor domestik, terutama perbankan. Mereka biasanya masuk ke seri benchmark, yaitu 10 tahun,” jelasnya.
Sementara itu, obligasi korporasi dengan tenor 3 tahun – 5 tahun menjadi pilihan para investor. Hal ini mengingat risiko volatilitas yang ditanggung akan lebih rendah dibandingkan dengan surat utang korporasi bertenor panjang.
Ke depannya, Ramdhan mengatakan kondisi pasar surat utang Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi negara. Dengan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil, ia memprediksi pasar SUN ataupun obligasi korporasi Indonesia akan tetap positif sepanjang tahun ini.
Meski demikian, ia juga mengimbau investor untuk cermat dalam memantau perkembangan sentimen eksternal. Beberapa sentimen eksternal yang dapat menekan pasar surat utang Indonesia adalah potensi kenaikan suku bunga global, risiko inflasi, serta konflik geopolitik antara Rusia – Ukraina.