Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup BUMN farmasi, PT Indofarma Tbk. (INAF) bakal melakukan restrukturisasi utang perbankan dan perdagangan. Utang perbankan bakal dilunasi dengan pinjaman dari induk usaha, PT Bio Farma (Persero).
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menjelaskan tengah melakukan restrukturisasi utang perbankan dan utang dagang sehingga dapat menghasilkan kinerja bottom line yang lebih baik.
"Restrukturisasi utang dagang dan perbankan, kami akan refinancing, menggantinya dengan shareholders loan dari induk kami, PT Bio Farma, besarannya sudah disampaikan oleh direksi Rp355 miliar, akan refinancing dengan shareholders loan," jelasnya dalam paparan publik, Selasa (31/5/2022).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022 yang tidak diaudit, INAF mencatatkan utang cukup tinggi terutama berasal dari utang usaha dan pinjaman bank.
Adapun, pinjaman bank jangka pendek INAF tercatat sebesar Rp109,84 miliar hingga kuartal I/2022 turun dibandingkan dengan Rp125,08 miliar pada akhir 2021.
Sedangkan, pinjaman bank jangka panjang tercatat sebesar Rp289,61 miliar per 31 Maret 2022 lebih rendah dibandingkan dengan Rp293,83 miliar pada akhir 2021.
Baca Juga
Dengan begitu, total pinjaman bank INAF sebesar Rp399,45 miliar. Adapun, sesuai keterbukaan informasi, pinjaman dari Bio Farma untuk mengganti utang tersebut bakal sebesar Rp355 miliar dengan bunga 6,5 persen per tahun yang dibayarkan selama 6 tahun.
Di sisi lain, beban utang usaha perseroan juga cukup tinggi dengan utang pihak berelasi sebesar Rp43,85 miliar dan utang usaha pihak ketiga sebesar Rp501,61 miliar.
Khusus utang perdagangan ini, INAF bakal memperhatikan utang tersebut satu per satu dan melihat alternatif pendanaan yang ada.
"Sudah dan berjalan akan kami upayakan pembayaran melalui pembiayaan rantai pasok, dari sisi vendor dan dari sisi pelanggan. Kami sudah ada paket total solution, kerja sama dengan perbankan, pembiayaan bagi rumah sakit untuk membeli produk kami," terangnya.
Guna menyelesaikan utang perdagangan ini, perseroan memanfaatkan paket kerja sama dengan perbankan sehingga setiap pembelian baik oleh perseroan maupun pelanggan dapat diagunkan ke bank dan menjadi lebih ringan.
Hingga kuartal I/2022, INAF mencatatkan jumlah liabilitas turun tipis menjadi Rp1,46 triliun dibandingkan dengan 31 Desember 2021 yang sebesar Rp1,5 triliun.
Adapun, posisi ekuitas INAF turun dari Rp508,3 miliar menjadi Rp457,13 miliar per Maret 2022.