Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banting Setir Bisnis Alkes dan Herbal, Begini Rencana Bisnis Indofarma (INAF) Tahun Ini

Meskipun fokus ke bisnis alat kesehatan dan herbal, indofarma (INAF) tetap tidak meninggalkan bisnis farmasinya.
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah 3 tahun menderita kerugian./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah 3 tahun menderita kerugian./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi grup BUMN, PT Indofarma Tbk. (INAF) mendapatkan suntikan dana penyertaan modal negara Rp199,86 miliar untuk pengembangan sejumlah pabrik. Perseroan pun bakal fokus ke bisnis alat kesehatan, dan herbal.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menjelaskan ekspansi perseroan pada tahun ini sejalan dengan rencana holding BUMN farmasi yang memfokuskan emiten bersandi INAF ini ke bisnis alat kesehatan dan herbal.

"Kami tidak meninggalkan farma, tetap kita kerjakan, tapi kita lebih fokus ke alat kesehatan dan herbal, kemudian kami akan melengkapi produk portofolio di alat kesehatan," jelasnya dalam paparan publik, Selasa (31/5/2022).

Perseroan bakal mendorong penjualan alat kesehatan dengan berbagai skema seperti skema perdagangan biasa, original equipment manufacturer (OEM), hingga perakitan.

Nantinya, produk alat kesehatan ini dijual melalui kerja sama dengan Rumah Sakit pemerintah, swasta, dan klinik berupa skema kerja sama operasi (KSO). Dengan demikian, pengadaan alat kesehatan yang padat modal dan teknologi ini dapat lebih terjangkau bagi rumah sakit.

"Khusus herbal natural ekstrak, ditujukan targetnya BtoB industri makanan dan minuman, obat tradisional, industri farma kalau butuh ekstrak, juga herbal, kembangkan produk eksisting, lihat prevalensi penyakit dominan, produk diabetes herbal, produk hipertensi yang herbal juga launching di kuartal III/2022," tuturnya.

Pada tahun ini, perseroan akan melakukan proyek implementasi dari 5 proyek pengembangan Alat Kesehatan dan Herbal dengan total investasi yang bersumberkan dari dana SHL PMN sebesar Rp199,86 miliar.

Rinciannya yaitu pabrik Medical Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp16,53 miliar, proyek Pabrik Elektromedis sebesar Rp74,98 miliar, proyek In Vitro Diagnostik & Instrument dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp71,86 miliar, proyek Natural Extract dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp26,49 miliar dan proyek Supporting Function sebesar Rp10 miliar.

Proyek ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian Industri Kesehatan Indonesia.

Target serapan dana PMN pembangunan beberapa fasilitas produksi diatas ditargetkan selesai keseluruhannya di kuartal II/2023, dan diharapkan pada kuartal III/2022 telah dapat beroperasional sebagian dan memberikan kontribusi kinerja Perseroan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper