Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin perlahan rebound setelah melewati aksi jual investor dan ekspektasi penyelematan Stablecoin TerraUSD, yang sempat membuat heboh dunia kripto.
Mengutip Bloomberg, Rabu (11/5/2022), harga Bitcoin bertengger di sekitar US$31.000 pada pukul 12:50 waktu Singapura setelah memantul dari penurunan singkat di bawah US$30.000 sehari sebelumnya. Eter, Solana, dan koin lainnya berfluktuasi dalam kisaran yang agak sempit.
Semua mata tertuju pada TerraUSD, stablecoin algoritmik yang harus mempertahankan rasio 1:1 terhadap dolar AS. TerraUSD telah kehilangan patokan ini sebelumnya dan diperdagangkan sekitar 80 sen. Stablecoin adalah elemen kunci di pasar kripto.
Luna, koin kripto yang merupakan bagian dari mekanisme pasak untuk TerraUSD, juga berada di bawah tekanan. Luna telah turun sekitar 60 persen dalam 24 jam terakhir.
Do Kwon, pendiri Terraform Labs, yang menggerakkan blockchain Terra, gerak cepat untuk menyelamatkan stablecoin. Dia mengatakan di Twitter bahwa rencana pemulihan hampir diumumkan. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kasus anjloknya TerraUSD menyoroti perlunya kerangka peraturan untuk stablecoin.
“Fokus regulasi tampaknya membebani sentimen untuk stablecoin di tengah melemahnya permintaan sampai batas tertentu untuk ekosistem kripto yang lebih luas,” kata Tony Sycamore, analis pasar senior di StoneX Retail.
Baca Juga
Dia memperkirakan indeks saham AS dan Bitcoin untuk terus bergerak bersama-sama, setelah korelasi antara keduanya mencapai level rekor.
Bitcoin tampak berjuang sepanjang tahun ini, karena telah turun sekitar 33 persen, dibandingkan dengan penurunan 17 persen di saham global. Berbagai aset spekulatif telah dirugikan oleh surutnya likuiditas di tengah gelombang pengetatan moneter global Federal Reserve untuk melawan inflasi yang tinggi.