Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen kabel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO) atau Sucaco mencetak peningkatan kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022. Sucaco mencetak peningkatan pendapatan maupun laba bersih pada kuartal I/2022.
Perseroan tercatat mencetak pendapatan sebesar Rp1,61 triliun kuartal I/2022. Pendapatan ini naik 23,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,3 triliun.
Pendapatan SCCO didorong oleh pendapatan kabel sebesar Rp1,56 triliun, meningkat 24,21 persen dibandingkan kuartal I/2021. Begitu juga dengan pendapatan insulasi yang naik tipis 3,93 persen menjadi Rp50,5 miliar pada kuartal I/2022.
Berdasarkan pelanggannya, Sucaco sebagian besar menjual produknya ke pihak berelasi yakni PT Sibalec, PT Kabelindo Murni Tbk. (KBLM), dan PT Sibalec Powel Cable and Electrical, masing-masing Rp444,6 miliar, Rp348,6 miliar, dan Rp196,7 miliar. Pihak berelasi tersebut menyumbang masing-masing 27,58 persen, 21,62 persen, dan 12,20 persen terhadap pendapatan perseroan.
Sementara penjualan ke pihak ketiga, yakni PT PLN (Persero) sebesar Rp89,2 persen, atau mencapai 5,53 persen. Pendapatan dari PLN ini menurun signifikan hingga 44,57 persen dibandingkan kuartal I/2021, ketika perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp160,9 miliar dari PLN.
Meningkatnya pendapatan perseroan juga turut mendongkrak beban pokok pendapatan SCCO 21,83 persen menjadi Rp148,4 miliar. Meski beban naik, SCCO tercatat mampu mencetak peningkatan laba bruto dari Rp87,5 miliar di kuartal I/2021, menjadi Rp127,8 miliar di kuartal I/2022.
Baca Juga
Kinerja pendapatan dan laba kotor tersebut membuat SCCO mencetak laba neto periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp86,17 miliar. Laba bersih ini naik 45,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp59,1 miliar.
Adapun hingga akhir Maret 2022, SCCO mencatatkan peningkatan jumlah aset menjadi Rp4,75 triliun, naik dari akhir Desember 2021 sebesar Rp4,69 triliun.
Sementara itu, total liabilitas perseroan turun dari Rp296 miliar di akhir 2021, menjadi Rp270 miliar di akhir kuartal I/2022. Total ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp4,48 triliun di 31 Maret 2022, dari Rp4,4 triliun di 31 Desember 2021.