Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten produsen kabel, PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO) atau Sucaco melonjak menyentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan hari ini, Senin (15/1/2024).
Saham SCCO naik 19,94% atau 1.625 poin menjadi Rp9.775 sejak awal perdagangan. Setelah dibuka di level Rp8.400, saham SCCO melesat mentok ARA.
Total transaksi mencapai Rp1,51 miliar dalam 282 kali transaksi. Kapitalisasi pasarnya Rp2,01 triliun, dengan valuasi PER 7,64 kali dan PBV 0,41 kali.
Lonjakan saham SCCO tak lepas dari rencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Aksi korporasi tersebut merupakan upaya emiten memenuhi aturan free float.
Manajemen Sucaco menyampaikan perseroan akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Rasio pecahan saham 1:4 sehingga nominal saham akan menjadi Rp250 dari sebelumnya Rp1.000.
"Dengan perkiraan harga per 11 Januari 2024 di level Rp8.275, maka setelah stock split saham SCCO menjadi Rp2.069 per saham," papar manajemen SCCO dalam pengumuman tertulis, Jumat (12/1/2024).
Baca Juga
Tujuan Sucaco melaksanakan stock split adalah meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih terjangkau bagi investor. Hal ini dapat mendorong likuiditas saham SCCO.
Selain itu, stock split dapat memenuhi ketentuan Peraturan Bursa No. I-A Tahun 2021 tanggal 21 Desember 2021 mengenai pemenuhan saham Free Float. Oleh karena itu, perseroan tidak menerbitkan efek bersifat ekuitas selain saham.
Perkiraaan Jadwal Pelaksanaan Stock Split Sucaco
Pengumuman Stock Split 4 Maret 2024
- Akhir Perdagangan Saham dengan Nilai Nominal Lama di Pasar Reguler dan Negosiasi 7 Maret 2024
- Awal Perdagangan Saham dengan Nilai Nominal Baru di Pasar Reguler dan Negosiasi 8 Maret 2024
- Awal Perdagangan Saham dengan Nilai Nominal Baru di Pasar Tunai 14 Maret 2024
Jadwal Pelaksanaan RUPSLB Stock Split Sucaco
- Pengumuman 12 Januari 2024
- DPS RUPSLB (Recording Date) 26 Januari 2024
- Pemanggilan 29 Januari 2024
- Tanggal RUPSLB 20 Februari 2024
Sebagai informasi, aturan perubahan Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibkan perusahaan tercatat untuk memiliki saham free float paling sedikit 50 juta saham dan 7,5% dari jumlah saham tercatat pada 21 Desember 2023.
Aturan ini tertuang dalam Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang mulai berlaku pada 21 Desember 2021.
Dalam regulasi tersebut, perusahaan dapat tetap tercatat di bursa jika memenuhi kriteria tersebut paling lambat dua tahun sejak aturan berlaku. Saham free float merupakan saham yang dapat diperdagangkan di bursa dan dimiliki oleh investor kurang dari 5%.
Saham free float juga tidak mencakup saham-saham yang dimiliki oleh pengendali dan afiliasinya, anggota dewan komisaris atau direksi, dan bukanlah saham hasil buyback atau saham treasuri.
Per Desember 2023, jumlah saham SCCO tercatat di BEI sebanyak 205.583.400 (205,58 juta) saham. Saham masyarakat 32,26 juta saham atau 15,70% dan masyarakat non warkat 19,03 juta atau 9,26%. Dengan demikian, total saham masyarakat 32,28 juta saham, di bawah ketentuan free float 50 juta saham.
Manajemen SCCO juga menjelaskan belum memiliki agenda untuk melakukan aksi korporasi dalam jangka waktu 6 bulan setelah pemecahan nilai nominal saham (stock split).