Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) dan entitas anak mencatat penurunan performa kinerja pada 2021 dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Desember 2021, emiten bersandi saham DILD ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,62 triiliun, turun sekitar 9,34 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,89 triliun.
Pendapatan mayoritas berasal dari segmen properti high rise yang membukukan pendapatan mencapai Rp772,38 miliar. Selanjutnya, disusul oleh segmen perumahan atau rumah tapak yang meraup pendapatan Rp688,33 miliar.
Selain itu, menyusul perumahan, kawasan industri juga menyumbang pendapatan hingga Rp597,27 miliar, dan properti fasilitas menyumbang Rp323,42 miliar.
Selanjutnya, beban usaha perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp361,95 miliar pada 2021 dari Rp402,38 miliar pada 2020. Hasilnya, DILD mencetak laba kotor senilai Rp1,02 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp1,18 triliun.
Dengan kinerja sepanjang 2021, DILD masih mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senila Rp12,18 miliar. Jumlah ini merosot cukup tajam dari tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp76,76 miliar.
Baca Juga
Adapun, dengan kinerja tersebut laba per saham DILD sampai dengan 31 Desember 2022 menjadi Rp1, dari tahun sebelumnya Rp7.
Sementara itu, total aset perusahaan mengalami kenaikan dari Rp15,70 triliun pada 2020 menjadi Rp16,46 triliun pada 2021.
Total liabilitas juga mengalami kenaikan ke Rp10,42 triliun pada 2021, dari tahun sebelumnya Rp9,65 triliun.
Pada Rabu (27/4/2022), harga saham DILD tercatat stagnan di posisi 145. Dalam 2022 berjalan, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp1,50 triliun itu harga sahamnya anjlok 7,05 persen. Sementara itu, dalam setahun harga sahamnya melorot 26,02 persen.