Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran minyak dan gas PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) membukukan kinerja maksimal sepanjang 2021, ditopang kenaikan harga minyak dan menjadi tanda pemulihan aktivitas migas lepas pantai.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, WINS membukukan penjualan total tujuh kapal hingga akhir tahun, dua di antaranya adalah kapal high tier dan lima kapal mid-tier.
“Hasil tersebut digunakan untuk membayar sejumlah hutang bank dan sisanya dialokasikan untuk belanja modal karena Perusahaan mulai berinvestasi kembali pada kapal dengan hasil yang lebih baik,” jelas Pek Swan Layanto, Investor Relation WINS dalam keterangan resmi, dikutip Senin (11/4/2022).
Perusahaan mencatat keuntungan dalam penjualan aset tetap sebesar US$2,73juta sepanjang 2021, dibandingkan dengan hanya US$1juta pada tahun keuangan sebelumnya.
Ekuitas laba bersih entitas asosiasi juga berbalik dari kerugian US$1,6juta pada 2020 menjadi mencatat laba US$0,6 juta untuk 2021.
“Pada akhir 2021, armada Perusahaan terdiri atas 38 kapal dibandingkan dengan 43 kapal pada akhir Desember 2020. Penjualan kapal-kapal ini memungkinkan pembayaran hutang bank sebesar US$20,5 juta, sehingga net gearing Perusahaan turun dari 31 persen pada 2020 menjadi 11 persen pada akhir 2021,” jelasnya.
Baca Juga
Beban bunga juga berkurang menjadi US$2,15 juta untuk 2021, turun 39 persen yoy. Adapun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk 2021 sebesar US$130.097, berbalik dari kerugian US$14,93 juta pada 2020.
Sementara itu, EBITDA menunjukkan lonjakan 33 persen yoy menjadi US$13,68juta untuk setahun penuh 2021.
“Harga minyak yang lebih kuat dan permintaan yang lebih baik akan kapal lepas pantai high tier membantu meningkatkan profitabilitas. Pemulihan yang kuat disumbangkan oleh segmen Kapal Milik yang mencatat laba kotor US$3,9juta dari kerugian US$0,3juta pada tahun keuangan sebelumnya,” ungkap manajemen.
Selama 2021, Divisi Kapal Milik menjadi penyumbang terbesar dengan laba kotor sebesar US$3,9juta atas pendapatan sebesar US$33,1juta. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi manajemen untuk meningkatkan hasil armada dengan menjual kapal yang sudah tua dan tidak menguntungkan, sehingga menurunkan beban langsung.
Biaya bahan bakar juga turun 46 persen yoy menjadi US$1,25juta karena berkurangnya kapal yang menganggur seiring dengan meningkatnya total utilisasi armada menjadi 66 persen pada 2021, dari 63 persen pada tahun sebelumnya.
Adapun, Divisi Chartering dan Jasa Lainnya juga berkontribusi terhadap laba kotor yang lebih tinggi sejalan dengan kondisi bisnis yang lebih kuat, dengan laba kotor masing-masing sebesar US$0,9 juta atau naik 26 persen yoy dan US$1,2 juta atau naik 74 persen yoy dari kedua segmen tersebut.