Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Merah Akhir 2021, tapi S&P 500 Cuan Besar Sepanjang Tahun

2022 siap menjadi tahun kuat lainnya untuk saham AS, meskipun ahli strategi mengantisipasi S&P 500 tidak mungkin menyamai kenaikan yang terlihat pada 2021.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) parkir di zona merah pada penutupan akhir 2021, Jumat (31/1/2021) waktu setempat. Kendati demikian, S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq berhasil mencetak kenaikan besar sepanjang 2021.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (1/1/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,16 persen atau 59,78 poin ke 36.338,30, S&P 500 melemah 0,26 persen atau 12,55 poin ke 4.766,18, dan Nasdaq tergelincir 0,61 persen atau 96,59 poin ke 15.644,97.

Sepanjang 2021, pasar saham AS telah mengalami beberapa rekor sepanjang masa pada indeks utama acuannya. Kenaikan ini tercermin dari beberapa bulan yang tanpa koreksi. S&P 500 kini telah berlipat ganda sejak tahun baru 2018, membatasi kekuatan berkelanjutan dengan beberapa preseden.

Menggunakan penutupan bulanan, investor harus kembali beberapa dekade untuk menemukan periode lain ketika total return indeks selama tiga tahun melebihi 100 persen. Jika ditelusuri lagi, hal serupa seperti saat ini terjadi dua dekade lalu, tepatnya saat pecah era gelembung internet. Penguatan indeks setidaknya menunjukkan keberanian reli saat ini dan tantangan yang dihadapi investor untuk memutuskan apakah itu berkelanjutan.

Adapun 2022 siap menjadi tahun kuat lainnya untuk saham AS, meskipun ahli strategi mengantisipasi S&P 500 tidak mungkin menyamai kenaikan yang terlihat pada 2021.

Pasar harus menghadapi kenaikan inflasi, menentukan langkah Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, dan mempertimbangkan tahun kedua Presiden Joe Biden menjabat saat kasus Covid-19 baru membanjiri AS.

Tahun kedua masa jabatan presiden AS secara historis sebanyak 40 persen cenderung lebih tidak stabil daripada tiga tahun lainnya, menurut kepala strategi investasi penelitian CFRA Sam Stovall.

Saya pikir 2022 akan menjadi tahun yang baik yang cenderung mengikuti tahun yang hebat. Kami tentu memiliki dinding kekhawatiran yang tinggi yang harus kami skalakan,” kata Stovall kepada Yahoo Finance Live.

Adapun bursa saham AS tetap buka pada malam tahun baru untuk pertama kalinya dalam satu dekade, berkat peraturan NYSE 7.2. Aturan ini menyatakan bahwa perdagangan bisa ditutup pada Jumat atau Senin jika hari libur jatuh pada akhir pekan, dengan pengecualian kondisi bisnis yang tidak biasa, seperti akhir periode akuntansi bulanan atau tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper