Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Keputusan The Fed dan Eskalasi Konflik Israel-Iran, Pasar Saham AS Merosot

Eskalasi konflik Israel-Iran dan lemahnya ekonomi menjadi sentimen negatif bagi pasar saham AS. Investor menanti keputusan The Fed usai FOMC 17—18 Juni 2025.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Eskalasi konflik Israel-Iran dan lemahnya data ekonomi menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Amerika Serikat. Investor menanti keputusan The Fed dalam FOMC yang berlangsung 17—18 Juni 2025. 

Berdasarkan data Bloomberg hingga Selasa (17/6/2025) pukul 12.20 waktu New York, Indeks S&P 500 turun 0,2%, Nasdaq 100 melemah 0,2%, Dow Jones Industrial Average turun tipis, dan MSCI World Index turun 0,4%.

Kenny Polcari dari SlateStone Wealth mengatakan saat ini, pasar tetap waspada sampai Iran dan Israel menurunkan temperatur di Timur Tengah. 

Para traders juga disebut mencermati data-data ekonomi, termasuk data penjualan ritel AS yang turun dalam 2 bulan beruntun, produksi industrial yang turun, serta optimisme pengembang AS yang menyentuh level terendah sejak Desember 2022.

“Investors masih memperkirakan volatilitas data ekonomi karena efek kebijakan dagang,” kata Bret Kenwell dari eToro. 

Kenwell menambahkan terdapat sinyal ekonomi dan daya beli yang rapuh. Hal itu dapat menimbulkan risiko pada paruh kedua 2025, khususnya apabila melihat perlambatan pasar tenaga kerja atau belanja konsumen.

Saat The Fed menggelar pertemuan pada 17-18 Juni 2025 di Washington DC, para traders tetap bertaruh pada penurunan suku bunga sebanyak 2 kali pada tahun ini. Langkah pertama diperkirakan ditempuh The Fed pada Oktober. 

The Fed diperkirakan menahan Fed Fund Rate pada Juni dan Juli, tetapi berpotensi menyampaikan intensi mereka melalui revisi proyeksi ekonomi dan suku bunga pada Rabu (18/7/2025).

Seema Shah dari Principal Asset Management mengatakan The Fed sedang menempuh jalan yang sempit. 

“Kami perkirakan The Fed menunggu sampai kuartal IV/2025 sebelum memangkas suku bunga acuan.”

Head of Global Market Intelligence JPMorgan Chase & Co. Andrew Tyler mengatakan terdapat mentalitas buy-the-dip atau beli saat harga murah di pasar saham. Namun, investor disarankan untuk menarik diri dari risiko.  

“Posisi menunjukkan bahwa terlepas dari sentimen Israel-Iran, pasar sedang bersiap untuk pullback,” tuturnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper