Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Rupiah Berjaya Jelang Natal, Dolar AS Masih Keok

Rupiah menguat bersama peso Filipina yang naik 0,11 persen, ringgit Malaysia naik 0,14 persen, dan baht Thailand naik 0,19 persen.
Dwi Nicken Tari
Dwi Nicken Tari - Bisnis.com 23 Desember 2021  |  09:43 WIB
Rupiah Berjaya Jelang Natal, Dolar AS Masih Keok
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (5/1/2021). Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka menguat pagi ini. Penguatan mata uang Garuda beriringan dengan apresiasi mata uang di kawasan Asia Tenggara lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (22/12/2021), rupiah terapresiasi 0,36 persen menjadi Rp14.238 per dolar AS pada pukul 09.24 WIB.

Rupiah menguat bersama peso Filipina yang naik 0,11 persen, ringgit Malaysia naik 0,14 persen, dan baht Thailand naik 0,19 persen. Sedangkan yuan China melemah 0,01 persen dan yen Jepang melemah 0,04 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.270-Rp14.330 pada hari ini.

Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan pemerintah tetap perlu meningkatkan pengawasan terhadap masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota pada akhir tahun.

“Apalagi perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru hanya tinggal menghitung hari. Lebih dari setengah juta unit kendaraan (jutaan orang) sudah mulai meninggalkan Jabodetabek,” tulis Ibrahim dalam riset harian, dikutip Kamis (23/12/2021).

Berdasarkan catatan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, sebanyak 648.669 kendaraan telah melewati empat gerbang tol utama yang mengarah ke timur, barat, maupun selatan. Empat gerbang tol tersebut adalah gerbang tol Cikupa arah Merak, gerbang tol Ciawi arah Puncak, gerbang tol Cikampek, dan gerbang tol Kalihurip Utama arah Trans Jawa dan Bandung.

Sementara itu, penguatan rupiah juga terjadi ketika indeks dolar AS melemah lantaran pasar kembali mengoleksi aset berisiko. Namun, imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi dan selera risiko investor yang agak membaik diperkirakan bisa meredam efek negatif kekhawatiran penyebaran varian Omicron Covid-19.

“Investor berjuang untuk menjelaskan suasana "risk-on", dengan beberapa mengatakan pasar berjuang untuk menilai konsekuensi omicron, yang mengarah ke volatilitas yang tidak sesuai dengan musimnya.” tulis Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

dolar as Rupiah nilai tukar rupiah
Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top