Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor PT Totalindo Eka Persada Tbk. membukukan total nilai kontrak baru senilai Rp303,44 miliar per 16 Desember 2021.
Realisasi itu baru mencapai 20,22 persen dari target kontrak baru yang dibidik tahun ini senilai Rp1,5 triliun. Namun, perseroan menyebut masih ada proyek dalam pipeline dengan nilai mencapai Rp1 triliun.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, emiten dengan kode saham TOPS tersebut melaporkan nilai kontrak baru mencapai Rp303,44 miliar hingga 16 Desember 2021. Kontrak baru itu terdiri dari proyek residensial sebesar 53 persen, perkantoran 18 persen, dan lainnya 29 persen.
Adapun, TOPS memiliki nilai kontrak carry over dari tahun lalu senilai Rp1,18 triliun. Sehingga dengan tambahan nilai kontrak baru pada tahun berjalan 2021, perseroan mencatatkan total order book senilai Rp1,48 triliun.
Beberapa kontrak berjalan pada 2021 yang dikerjakan TOPS adalah proyek Kingland Avenue Apartemen (The Venetian Tower) dengan nilai kontrak Rp273,71 miliar. Progres pengerjaan proyek milik PT Hong Kong Kingland tersebut sejauh ini telah mencapai 77,21 persen.
Selanjutnya TOPS juga mengerjakan proyek pembangunan Marketing Galery Alam Sutera Apartemen dengan nilai kontrak Rp13,81 miliar. Sejauh ini, progres pengerjaan proyek ini baru mencapai 10,24 persen.
Baca Juga
Beberapa proyek lainnya adalah pembangunan The South Condo One Avenue Batam senilai Rp40,47 miliar dan Batamindo Industrial Park senilai Rp77 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, TOPS membukukan pendapatan senilai Rp450,17 miliar atau meroket 190,05 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp155,20 miliar.
Perseroan pun mampu membalikkan posisi menjadi laba tahun berjalan senilai Rp718,07 juta dari posisi rugi senilai Rp68,37 miliar pada akhir kuartal III/2020.
Sementara itu, total aset TOPS pada akhir September 2021 tercatat Rp2,33 triliun atau turun 0,80 persen dari posisi akhir tahun lalu Rp2,35 triliun. Ekuitas terpantau tumbuh tipis 0,08 persen menjadi Rp846,42 miliar sedangkan liabilitas turun 1,30 persen menjadi Rp1,48 triliun.
