Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK dan BEI Ramu Skema Carbon Trading Lewat Bursa

OJK dan BEI mematangkan skema carbon trading sesuai dengan arahan pemerintah.
Pengunjung melintas di dekat Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia tengah meramu skema yang cocok untuk menggelar carbon trading.

Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfi Zain Fuady mengatakan pihaknya tengah menyiapkan regulasi sebagai pedoman untuk pelaksanaan perdagangan karbon sehingga BEI mampu melaksanakan ketika pemerintah telah siap.

“Kalau memang pemerintah mengarahkan ke pasar modal kita arahakan kesiapan infranya dari sisi bursa bisa dikembangkan dari yang sekarang ada,” katanya Kamis (9/12/2021).

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan perseroan akan berupaya mendukung misi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon pada 2030. Menurutnya terdapat beberapa sektor yang akan menjadi perhatian seperti energi, limbah, pertanian, kehutanan dan lahan.

“Sudah ada pertemuan dan arahan tetapi masih perlu proses dan diskusi. Mengenai targetnya kapan bisa disesuaikan dengan arahan pemerintah untuk mencapai target,” katanya.

Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Sunandar menambahkan perseroan telah memasukkan perdagangan karbon sebagai program strategis pada 2022. Saat ini, lanjutnya, perseroan tengah melakukan pengembangan kliring untuk komoditas anyar tersebut.

Sebelumnya, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia meminta Bursa Efek Indonesia menyiapkan skema perdagangan karbon atau carbon trading untuk mendukung rencana besar pemerintah.

Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan operator pasar modal perlu menyiapkan skema carbon trading sesuai dengan rencana jangka panjang pemerintah.

“Kita punya dua kekuatan terkait cabon capture dari sektor pertambangan dan energi,” katanya pada Selasa (16/11/2021) pada webinar CEON Networking.

Menurutnya pemerintah tengah menyiapkan proyek pilot untuk memuluskan rencana tersebut. Akan tetapi, lanjutnya, kondisi saat ini masih over the counter atau tidak terbuka secara transparan.

Maka itu dia berharap BEI bisa ikut berperan dalam tujuan tersebut karena itu akan sangat baik.

“Diharapkan carbon trading bisa diluncurkan [BEI] dan ini jadi pekerjaan bagi BEI dan pemerintah akan menyiapkan regulatory framefwork,” imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper