Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel akan menggunakan 90 persen dana IPO untuk ekspansi.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu akan mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia pada Senin (22/11/2021). MTEL melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen. MTEL pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun kedua yang terbesar sepanjang sejarah.
Mitratel berencana menggunakan 90 persen dana hasil penawaran umum untuk belanja modal. Secara rinci perseroan menyebutkan bahwa 44 persen diantaranya akan digunakan untuk belanja modal organik.
Misalnya, mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan yang mencakup berbagai pengeluaran. Belanja modal juga termasuk penguatan dan penambahan menara yang saat ini dimiliki oleh perseroan.
Lalu, Mitratel akan membangun menara dan menambah site untuk pesanan build to suite bagi berbagai operator.
Mitratel pun akan melakukan ekspansi ke layanan teknologi agar bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Baca Juga
Selain itu, anak usaha BUMN itu akan menggunakan 56 persen dana untuk belanja modal anorganik. Mitratel akan menggunakan dana untuk mengakuisisi menara milik operator telekomunikasi terkemuka.
Perseroan juga berencana mengakuisisi produk dan layanan teknologi strategis yang bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara. Adapun sisa 10 persen dari hasil penawaran umum akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi.
Sebelumnya, Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan saat ini memang tenancy ratio Mitratel terhitung masih rendah dibandingkan dengan pesaing lainnya di bisnis menara di angka 1,57x. Namun, hal ini akibat dari pembelian menara terbaru yang cukup tinggi.
"Tenancy ratio, kami rencana 5 tahun ke depan sampai 10 tahun ke depan akan meningkat. Pada tahun 2026 atau 5 tahun lagi akan capai 1,95x ini sejalan dengan kami tetap menambah jumlah menara dan intens memonetisasi menara yang hanya digunakan satu tenant atau satu operator saja," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021).
Penambahan jumlah operator pengguna menaranya ini akan terus dilakukan secara masif khususnya pada 57 persen atau 16.067 menara yang tersebar di luar Pulau Jawa.
Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.
"Kami bersama operator mempersiapkan rencana, memastikan pertumbuhan ekonomi di luar Jawa masif diimbangi seluruh operator yang dapat memberikan layanan sebaik-baiknya di seluruh Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat harus akselerasi seluruh kompetensi Mitratel. Tercermin di bisnis plan tak hanya semata-mata tower bisnis, tapi berkembang menjadi infrastructure company bisa support era 5G dan kelanjutannya," pungkasnya.