Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel mendapatkan banyak peminat dalam proses Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).
IPO Mitratel yang semarak terlihat dari pelaksaan pooling allotment atau penjatahan terpusat yang mengalami kelebihan permintaan.
Oleh karena itu, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLM) tersebut akan menambah alokasi pooling dari 2,5 persen menjadi 5 persen. Kabar ini disampaikan pelaku pasar yang mengikuti IPO tersebut.
Sebagaimana diketahui, dalam IPO Mitratel melepas sebanyak 23.493.524.800 (23,49 miliar) lembar saham. Jumlah ini setara dengan lebih dari 28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan harga pelaksanaan IPO Rp800 per saham, Mitratel mendapatkan dana publik sebesar Rp18,79 triliun. Rencananya 90 persen dana hasil IPO akan dialokasikan untuk capital expenditure (capex) pengembangan bisnis organik dan anorganik dan sisanya 10 persen untuk kebutuhan lainnya.
Kepala Riset PT Praus Kapital, Alfred Nainggolan menilai sangat wajar terkait tingginya minat investor pada saham Mitratel, karena harga yang Sebab, kata dia, harga IPO yang ditawarkan sangat atraktif
Baca Juga
“Dengan harga penawaran sebelumnya pada rentang Rp775-Rp975, hitungan PBV 2021 sebesar 1,4 kali-1,9 kali dibandingkan peers-nya PBV TBIG dan TOWR masing-masing sebesar 7,4 kali dan 5,7 kali . Jadi secara PBV masih sangat atraktif,” ujar Alfred dalam keterangannya, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, Alfred mengatakan, saham-saham menara secara umum memang sangat diminta investor termasuk asing. Per Septemper 2021, kepemilikan asing di sektor telekomunikasi mencapai 45,67 persen.
Di emiten operator tower seperti TBIG dan TOWR masing masing-masing memiliki porsi kepemilikan sebesar 23,3 persen dan 35,9 persen.
"Jadi dengan data tersebut dan tingginya minat beli asing di emiten kita di tahun ini, kami memang sudah optimistis asing punya minat yang besar dalam IPO Mitratel,” imbuhnya.
Tingginya minat masyarakat terhadap IPO Mitratel menunjukan kuatnya dukungan dari investor jangka panjang baik domestik maupun global.
Saat ini, Mitratel memiliki lebih dari 28.000 tower yang tersebar merata di seluruh Indonesia. Secara historikal, pertumbuhan Mitratel juga berada di atas industri.
Perseroan mempunyai kejelasan rencana pengembangan bisnis baik melalui akuisisi (anorganic) maupun organic disertai keunggulan lokasi tower. Mitratel sangat siap menangkap peluang dalam menyambut era 5G karena lebih dari 50 persen menara Mitratel bersifat fiber-ready.
Terpisah, Senior Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata menyebutkan IPO Mitratel menjadi salah satu katalis positif IHSG pada pekan depan. Mitratel secara resmi akan listing di BEI pada Senin (22/11/2021).
"IPO Mitatel sangat menarik karena dia pemilik menara terbesar di Indonesia. Dana jumbo IPO juga untukk modal kerja dan belanja modal, akan perkuat sistem teknologi informasi mereka," jelasnya, Jumat (19/11/2021).
IPO Mitratel akan mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama bisnis menara, sekaligus menguatkan posisi Telkom sebagai "raja" industri telekomunikasi di Indonesia.