Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel akan menduduki posisi kedua nilai IPO terbesar setelah Bukalapak.
Anak usaha BUMN itu akan mencatatkan namanya di bursa pada Senin (22/11/2021). MTEL melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen.
Dalam IPO, Mitratel pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun, kedua yang terbesar sepanjang sejarah. Adapun, rekor IPO terjumbo dipegang PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
BUKA dalam IPO menawarkan 25,77 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp850, sehingga memeroleh dana Rp21,9 triliun. Unikorn pertama di BEI tersebut listing pada 6 Agustus 2021.
Berdasarkan sumber Bisnis, karena tingginya minat investot ritel untuk membeli saham MTEL. Maka anak usaha Telkom itu menambah alokasi pooling menjadi 5 persen.
Selain itu, perseroan juga telah mendapatkan status efek syariah dari OJK yang berarti saham tersebut halal dikoleksi oleh investor muslim.
Baca Juga
OJK menetapkan itu melalui Keputusan Nomor: KEP- 59 /D.04/2021 tentang Penetapan Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel sebagai Efek Syariah.
"Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya," ungkap keterbukaan informasi OJK tersebut.
Dengan demikian, Mitratel akan masuk ke dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Yaitu seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, Bursa Efek Indonesia tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI.
Sebagai informasi, ketika suatu saham masuk dalam daftar syariah berarti dia telah terbukti menjalankan usaha yang halal.
Saat ini, Mitratel memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x.
Sementara tenancy ratio pesaing Mitratel seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dari grup Djarum terisi 1.86x. Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terisi 1,89x dan Edgepoint terisi 1,59x, dan Protelindo terisi 1,94x.