Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat di hadapan dolar AS seiring dengan penguatan mata uang Asia dan surplus negara perdagangan.
Mata uang rupiah ditutup menguat 17,5 poin atau 0,12 persen di level Rp14.201,50 pada Senin (15/11/2021). Mata uang rupiah melaju bersama mata uang di kawasan Asia lainnya, yakni yen Jepang yang naik 0,04 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan yen China 0,01 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,07 persen atau 0,07 poin ke 95,06 karena data inflasi masih mengkhawatirkan investor.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar turun pada hari Senin (15/11/2021). Menurutnya, saat ini investor menunggu petunjuk selanjutnya tentang status pemulihan ekonomi AS dari Covid-19 setelah pengajuan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS pekan lalu karena inflasi yang terus meroket.
"Meningkatnya tekanan inflasi terus menjadi perhatian investor," ujar Ibrahim, Senin (15/11/2021).
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pengendalian Covid-19 di AS akan sangat penting untuk mengurangi tekanan inflasi.
Baca Juga
Sementara dari dalam negeri, pasar merespon positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar US$5,73 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2021. Surplus ini menjadi surplus ke-14 secara berturut-turut.
Ibrahim pun memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi, ditutup menguat di rentang Rp14.180-Rp14.220 per dolar AS.