Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom mengungkapkan pergerakan nilai tukar rupiah awal pekan depan akan dipengaruhi oleh rilis data Amerika Serikat pada Jumat malam ini.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada hari ini, Jumat (15/10/2021) ditutup menguat 0,30 persen atau 43 poin ke posisi Rp14.074,5 per dolar AS.
Vice President Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan dalam sepekan terakhir, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh sentimen domestik maupun global.
Sentimen domestik yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah ujar Josua berkaitan dengan keputusan pemerintah melonggarkan aktivitas di beberapa daerah di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir.
“Dari sisi domestik, pelonggaran yang diberlakukan pemerintah terkait aktivitas masa karantina dan pembukaan kembali Bali mendukung penguatan Rupiah dalam 2-3 hari terakhir,” ungkap Josua saat dihubungi Bisnis, Jumat (15/10/2021).
Sementara itu, sentimen global pergerakan mata uang pekan ini adalah kepastian tanggal tapering off oleh The Fed serta naiknya harga komoditas yang kemudian mendorong pelemahan dolar Amerika Serikat di minggu ini.
Baca Juga
Padahal di minggu ini, lanjut Josua, rilis data inflasi AS menunjukan peningkatan yang melebihi ekspektasi dengan tercatat sebesar 0,2 persen secara per bulan (month to month/mom).
Di mana lebih besar jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,1 persen mom.
Berdasarkan sentimen di atas, Josua mengungkapkan rupiah sepanjang pekan mampu menguat 1,04 persen.
Maka pada awal pekan depan, Senin (18/10/2021), pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh rilis data AS di hari Jumat malam ini, seperti U.Mich Sentiment dan penjualan ritel.
“Kami perkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.025 - Rp14.150 pada Senin mendatang,” ungkap Josua.