Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terkuat di Asia saat Dolar AS Melemah

Rupiah menguat 0,39 persen pagi ini, tertinggi di antara mata uang Asia lainnya saat dolar AS melemah.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (14/10/2021). Rupiah menjadi mata uang yang menguat paling tinggi di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, per pukul 10.00 WIB, nilai tukar rupiah menguat 0,39 persen atau 55 poin terhadap dolar AS ke level Rp14.162,5.

Di sisi lain, indeks dolar AS melemah 0,04 persen atau 0,037 poin ke level 94,043 dari penutupan sebelumnya di level 94,08.

Rupiah bergerak lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang di Asia lainnya terhadap dolar AS, seperti Yen Jepang yang naik 0,23 persen, dan dolar Australia yang menguat 0,02 persen.

Pelemahan dolar AS disebabkan minimnya sentimen perdagangan di AS menunggu kepastian arah kebijakan moneter AS, terutama setelah rilis data-data sektor tenaga kerja AS hari Jumat kemarin.

“Untuk hari ini, fokus perdagangan akan relatif tertuju pada rilis data inflasi AS, dimana perkiraannya adalah pada data core CPI menunjukan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya,” tulis tim riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) dalam riset harian.

Adapun, sebelumnya Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan bahwa rupiah bisa menguat karena adanya sentimen dari program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Tax amnesty jilid kedua akan memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk mengungkapkan secara sukarela atas harta yang belum dilaporkan dalam program pengampunan pajak 2016-2017 maupun dalam SPT Tahunan 2020.

Program ini juga bertujuan meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak dan diselenggarakan berdasarkan asas kesederhanaan, kepastian hukum, serta kemanfaatan. Hal ini berpotensi membawa rupiah menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper