Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia berharap hasil dana rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi mikro.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan rights issue yang dilakukan emiten berkode saham BBRI itu adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal. Pasalnya perseroan mampu menghimpun dana hingga mencapai Rp96 triliun.
"Ini rights issue terbesar di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik serta masuk tujuh besar di peringkat global sejak 2009," katanya pada Rabu (29/9/2021).
Inarno mengaku bangga atas pencapaian emiten plat merah tersebut. Sebab penggalangan dana berlangsung di tengah situasi dan kondisi yang menantang.
Meski demikian, investor asing dan lokal tetap menyerap seluruh penawaran. Inarno berpendapat itu adalah tanda jika para investor masih optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia di masa kini dan masa depan.
"Semoga dana yang dihimpun bisa mengembangkan ultra mikro dan mengakselerasi ekonomi Indonesia secara keseluruhan," ungkapnya.
Baca Juga
Menurutnya setelah aksi korporasi tersebut, kepercayaan investor terhadap pasar modal akan semakin bertambah. Selain itu juga ikut menarik investor untuk masuk.
Sementara itu saham BBRI sempat menyentuh level tertinggi pada Rp3.750 per saham pada saat pembukaan perdagangan. Meski begitu, pada pukul 09.54 saham perseroan terpantau turun 0,27 persen ke level Rp3.710 per saham.
Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menyebutkan pergerakan IHSG ditutup melemah pada Selasa kemarin dan melanjutkan tren koreksi pada awal pekan.
"Pergerakan hari ini masih dibayangi kekhawatiran akan tapering serta kenaikan yield treasury Amerika Serikat. Dari dalam negeri masih minim sentimen," kata Dennies dikutip dari risetnya. Dennies memprediksi IHSG melanjutkan pelemahan. Dia menjelaskan secara teknikal candlestick membentuk lower high dan lower low dengan stochastic yang membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan.