Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang Garuda dibuka melemah pagi ini sementara mata uang di kawasan Asia Pasifik bervariasi.
Mengutip Bloomberg pada Selasa (14/9/2021), rupiah terdepresiasi 0,05 persen menjadi Rp14.260 per dolar AS. pada pukul 09.17 WIB.
Sementara itu, beberapa mata uang di Benua Kuning terpantau variatif. Yen Jepang melemah 0,08 persen, won Korea Selatan menguat 0,31 persen, dan yuan China stagnan nol persen.
Sementara itu, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,06 persen menjadi 92,620.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor saat ini melihat data AS terkait petunjuk lebih lanjut jadwal The Fed untuk memulai pengurangan aset dan juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Selasa mendatang.
“Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada Jumat bahwa dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, dikuti Selasa (14/9/2021).
Baca Juga
Ibrahim menyatakan, data pada Jumat menunjukkan bahwa harga produsen AS meningkat pada Agustus, ini mencerminkan inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu. Ditambah dengan rantai pasokan tetap ketat karena pandemi Covid-19 berlarut-larut.
Sementara itu, di dalam negeri angka positivity rate virus Covid-19 terus mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Hal tersebut terlihat dari permintaan vaksinasi di daerah-daerah melebihi kuota vaksin yang telah disediakan pemerintah.
Kendati demikian, Ibrahim mengungkapkan pemerintah saat ini tetap waspada mengingat ada kemungkinan varian delta kembali merebak. Selain itu, virus Covid-19 varian “MU” yang terbilang ganas sudah terdeteksi di Indonesia.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim pun memperkirakan mata uang rupiah pada Selasa (14/9/2021) akan ditutup melemah di rentang Rp14.240 - Rp14.280.