Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada paruh pertama tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya di tengah upaya efisiensi perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, belanja modal bersih emiten berkode ADRO pada semester I/2021 tercatat US$74 juta, atau turun 35 persen year-on-year (yoy).
“Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan biaya pemeliharaan untuk kapal,” ungkap Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (31/8/2021).
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyiapkan belanja modal US$200 juta-US$300 juta pada 2021. Dana belanja modal akan berasal dari kas perusahaan. Selain itu, perseroan menargetkan EBITDA sebesar US$750 juta-US$900 juta pada 2021.
ADRO juga menghasilkan arus kas bebas yang tinggi sebesar US$324 juta pada semester I/2021, atau naik 4 persen yoy karena kenaikan EBITDA operasional dan penurunan belanja modal.
Arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan pada semester pertama tahun ini mencapai US$36 juta. ADRO menarik pinjaman bank sebesar US $704 juta, dan membayar pinjaman bank sebesar US$482 juta. Selain itu, ADRO juga membagikan US$147 juta dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham.
Baca Juga
Pada perdagangan Selasa (31/8/2021), saham ADRO terpantau melorot ke zona merah, turun 20 poin atau 1,54 persen dari penutupan hari sebelumnya di posisi 1.280. Kendati demikian, saham ADRO menarik pihak asing untuk membeli sampai senilai RP5,14 miliar.