Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2021, Adaro (ADRO) Bukukan Kenaikan EBITDA 36 Persen

ADRO mempertahankan marjin EBITDA operasional yang solid sebesar 41 persen dan terus berfokus pada keunggulan operasional untuk memastikan pencapaian target dan kinerja yang baik.
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat peningkatan profitabilitas yang ditopang oleh kondisi pasar batu bara yang baik dan mencapai EBITDA operasional sebesar US$635 juta, atau naik 36 persen dari tahun ke tahun (yoy).

ADRO mempertahankan marjin EBITDA operasional yang solid sebesar 41 persen dan terus berfokus pada keunggulan operasional untuk memastikan pencapaian target dan kinerja yang baik.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, mengatakan suplai yang ketat di pasar batu bara mendorong kenaikan dan menopang harga batu bara yang tinggi pada periode laporan ini.

“Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi yang terkait dengan kondisi pandemi,” jelas Garibaldi pada laporan keuangan, dikutip Selasa (31/8/2021).

Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan ADRO membukukan profitabilitas yang baik pada periode ini.

ADRO menghasilkan EBITDA operasional yang memuaskan sebesar US$635 juta dan laba inti sebesar US$330 juta, atau masing-masing naik 36 persen dan 45 persen yoy.

Walaupun kondisi pasar membaik, ADRO juga akan terus mempertahankan fokusnya pada keunggulan operasional serta efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu baranya yang terintegrasi secara vertical.

Sementara itu, pada pendapatan Usaha, harga jual rata-rata, dan produksi, ADRO mencatat pendapatan usaha sebesar US$1.56 miliar pada semester I/2021, atau naik 15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, harga jual rata-rata naik 25 persen yoy.

“Hambatan suplai menopang kenaikan harga batu bara global yang berarti kenaikan ASP untuk ADRO,” imbuh Garibaldi.

Adapun, volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada Mei dan Juni yang lebih tinggi daripada perkiraan mempengaruhi operasi penambangan pada paruh pertama tahun ini, sehingga produksi batu bara pada semester pertama 2021 tercatat 26,49 juta ton, atau turun 3 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan batu bara pada semester I/2021 tercatat 25,78 juta ton, atau turun 5 persen yoy. ADRO juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 115,22 Mbcm pada semester pertama tahun ini, atau naik 12 persen yoy, dan nisbah kupas untuk periode ini mencapai 4,35 kali.

“Perusahaan berencana mengejar aktivitas pengupasan lapisan penutup pada kuartalkuartal dengan cuaca yang lebih kering untuk mencapai panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,8 kali pada 2021,” ungkap Garibaldi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper