Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Asia Kompak Naik, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp14.380

Mata uang Garuda mengawali perdagangan di zona hijau mengikuti penguatan mayoritas mata uang Asia lain.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada pembukaan perdagangan Senin (30/8/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terapresiasi 37,5 poin atau 0,26 persen ke Rp14.380 per dolar AS. Sedangkan Indeks dolar AS terpantau mengalami pelemahan 0,07 persen ke 92,620.

Sementara itu mata uang Asia yang lain seperti yen Jepang juga menguat 0,07 persen, won Korea Selatan naik 0,39 persen, yuan China menanjak 0,08 persen, ringgit Malasyia melesat 0,44 persen, dan peso Filipina melaju naik 0,19 persen pada pembukaan pagi ini. 

Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan dolar AS turun pada Jumat (27/8/2021) waktu AS, di tengah sikap pelaku pasar yang menantikan pidato Gubernur The Federal Reserve, Jerome Powell, pada simposium Jackson Hole malam hari nanti.

"Pasar menantikan petunjuk terkait kebijakan tapering stimulus moneter The Fed dari pidato Powell tersebut," papar tim analis Monex.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa ekonomi AS terus membuat kemajuan menuju tolak ukur Federal Reserve untuk mengurangi program darurat di era pandemi.

Dia juga mengatakan bahwa inflasi yang tinggi saat ini kemungkinan akan berlalu dan berhenti memberi sinyal waktu untuk setiap perubahan kebijakan.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyampaikan Bursa AS menguat setelah simposium The Fed, yang artinya terjadi peningkatan terhadap aset berisiko.

Alhasil dolar AS sebagai aset aman dijauhi investor, sehingga membuka peluang mata uang lainnya menguat. Hari ini, dia memprediksi rupiah akan bergerak di level Rp14.360-Rp14.500 per dolar AS.

Dalam riset berbeda, Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska menuturkan rupiah menguat sebanyak 0,26 persen terhadap dolar AS pada bulan Juli.

Dollar Index (DXY) mengalami penurunan dari level 92.43 menjadi 92.17 pada akhir bulan, seiring dengan pernyataan dari Jerome Powell yang belum akan melakukan tapering dalam waktu dekat serta kebijakan moneter yang masih sama membuat hal tersebut memberikan tekanan pada dolar AS.

Namun demikian, mata uang Garuda diperkirakan akan berada di kisaran di kisaran Rp14.300–Rp14.500 per dolar AS hingga akhir tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper