Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan pekan depan yang menutup bulan Agustus dan menyambut bulan baru September 2021 yang kemungkinan dipengaruhi sentimen global.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyampaikan kemungkinan potensi perdagangan menguat pada pekan depan apalagi jika ada sinyal dovish dari Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell pada Jackson Hole Symposium.
“IHSG minggu depan masih memiliki potensi menguat. Terlebih jika ada sinyal dovish dari Jerome Powell pada Jackson Hole Symposium tersebut,” ungkap Hendriko kepada Bisnis, Jumat (27/8/2021).
Walaupun pada perdagangan hari ini IHSG ditutup melemah 0,28 persen, berdasarkan laporan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 23 Agustus - 27 Agustus 2021, IHSG terpantau menguat 0,18 persen sepekan dan parkir ke posisi 6.041,37.
Level tersebut merupakan level terendah indeks selama sepekan ini. Sementara level tertinggi selama satu minggu perdagangan kali ini berada pada 6.113,24.
Penguatan IHSG pun ditopang oleh 8 dari 11 indeks sektoral yaitu indeks sektor energi, industrial, consumer non-cyclical, consumer cyclicals, kesehatan, properti dan real estate teknologi, serta logistik dan transportasi.
Baca Juga
Hendriko menyebutkan IHSG pada sepekan ini cenderung sideways yang dipengaruhi sentimen global. Meneruskan sentimen pada pekan sebelumnya yaitu isu tapering off yang berpotensi dipercepat oleh The Fed.
“Market cenderung sideways menunggu berita dari para bankir internasional di Jackson Hole Symposium yang diadakan kemarin malam dan malam ini,” ungkap Hendriko.
Hal serupa pun juga diungkapkan oleh Direktur Panin Asset Management Rudiyanto. Dia mengatakan bahwa yang menjadi sentimen negatif pergerakan IHSG pada minggu ini adalah dipercepatnya tapering off The Fed.
“Kemungkinan tapering yang lebih cepat menjadi sentimen negatif [pergerakan IHSG minggu ini],” ungkap Rudiyanto saat dihubungi secara terpisah, Jumat (27/8/2021).