Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dow Jones dan S&P 500 Pecah Rekor Lagi, Saham Teknologi Pimpin Penguatan

Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com, Alphabet Inc dan Facebook Inc, yang merupakan seperempat dari kapitalisasi pasar S&P 500, memimpin saham di S&P dan Nasdaq yang sarat teknologi.
Farid Firdaus
Farid Firdaus - Bisnis.com 13 Agustus 2021  |  05:39 WIB
Dow Jones dan S&P 500 Pecah Rekor Lagi, Saham Teknologi Pimpin Penguatan
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS. - Michael Nagle / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Kamis (12/8/2021) waktu setempat dengan naik ke rekor penutupan tertinggi, karena investor memperhitungkan data ekonomi yang lebih beragam.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (12/8/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,04 persen menjadi di level 35.499,85, sementara S&P 500 naik 0,30 persen menjadi 4.460,83, sedangkan Nasdaq bertambah 0,35 persen menjadi 14.816,25.

Dow Jones dan S&P 500 melonjak ke rekor penutupan untuk hari ketiga berturut-turut, dengan saham teknologi mega-cap mendorong pasar lebih tinggi karena investor menyambut data pekerjaan yang menunjukkan pemulihan ekonomi AS yang stabil.

Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com, Alphabet Inc dan Facebook Inc, yang merupakan seperempat dari kapitalisasi pasar S&P 500, memimpin saham di S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi.

Pergerakan itu terjadi setelah laporan baru tentang klaim pengangguran mingguan tenaga kerja AS memenuhi perkiraan, sementara laporan terpisah tentang kenaikan indeks harga produsen datang lebih panas dari yang diharapkan.

Indeks harga konsumen bulanan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa harga naik sesuai dengan ekspektasi pada Juli, naik 0,5 persen secara bulanan. Harga mobil bekas dan truk serta tiket pesawat melambat tajam, menggarisbawahi moderasi tekanan inflasi.

Kita masih berada pada tingkat inflasi yang sangat tinggi di negara ini dan perdebatan masih berkecamuk mengenai apakah kita akan melihat menuju tingkat inflasi yang jauh lebih rendah, atau akankah tetap pada tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang diantisipasi. oleh Fed dan pelaku pasar, kata Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott, kepada Yahoo Finance.

Sementara itu, pengesahan RUU infrastruktur senilai US$1 triliun di Senat AS sebelumnya telah semakin mendorong saham siklus seperti industri dan material, mengingat perusahaan-perusahaan ini akan memperoleh keuntungan langsung dari peningkatan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur fisik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

wall street dow jones nasdaq

Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance

Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top