Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Pelayaran Kecipratan Cuan Batu Bara, Begini Rekomendasinya

Kinerja sektor pelayaran ini diproyeksikan masih memiliki ruang untuk bertumbuh di semester kedua ini. Hal ini ditopang oleh harga batu bara yang tengah membara.
Aktivitas PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS). Istimewa
Aktivitas PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis pelayaran mulai bergeliat di tahun pemulihan 2021 ini. Sejumlah emiten pelayaran menunjukkan peningkatan kinerja dan menarik untuk diperhatikan.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan sejumlah emiten pelayaran memang menorehkan pendapatan yang cukup impresif sepanjang semester I/2021, setelah melewati masa-masa sulit tahun lalu.

"Terlebih lagi emiten-emiten pelayaran memiliki biaya tetap [fixed cost] berupa depresiasi kapal, jika pendapatan turun, maka fixed cost ini cukup membebani laba bersih, namun jika pendapatan naik, fixed cost ini tidak ikut naik," paparnya kepada Bisnis, Kamis (12/8/2021).

Menurutnya, kinerja yang sangat impresif ditorehkan oleh PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) pada kuartal II/2021, pendapatannya bertumbuh sekitar 12 persen jika dibanding dengan kuartal yang sama tahun lalu. Namun laba bersihnya bertumbuh luar biasa sebesar Rp342 miliar, di mana kuartal yang sama tahun lalu hanya Rp70,4 miliar.

Selain itu, ada PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) yang juga meningkat cukup baik. Emiten pelayaran tersebut telah dilepas kepemilikannya oleh Indika Energy sebagai anak perusahaan, kuartal II/2021 ini juga sudah membalikan keadaan dengan menorehkan positif laba bersih.

MBSS tercatat berhasil membukukan laba bersih Rp973 juta hingga kuartal II/2021, dimana kuartal yang sama tahun lalu minus Rp62 miliar.

"Jadi sentimen utama yang menopang kinerja sektor pelayaran ini datang dari kenaikan harga batu bara. Jadi kenaikan harga batu bara ini dimanfaatkan oleh emiten sektor batu bara untuk menaikan kuantitas pertambangan," jelasnya.

Dengan kuantitas yang meningkat, hal ini tentu berimbas pada kenaikan frekuensi pengangkutan jasa pelayaran yang mengangkut batu bara.

Di sisi lain, jasa pelayaran tidak terlalu terdampak signifikan akan kebijakan pembatasan operasional seperti PPKM.

Kinerja sektor pelayaran ini diproyeksikan masih memiliki ruang untuk bertumbuh di semester kedua ini. Hal ini ditopang akan harga batu bara yang masih membara.

Juga geliat industri yang mulai berjalan setelah kebijakan PPKM yang telah disesuaikan, hal ini turut meningkatkan lalu lintas pelayaran dalam hal pengangkutan komoditas lainnya.

"Untuk rekomendasi sahamnya boleh mempertimbangkan MBSS dan SMDR, yang bila dilihat dari valuasi book valuenya masih di bawah 1x, dimana rata-rata saham sektor pelayaran lainnya rata-rata sudah di level 1x," urainya.

Frankie merekomendasikan beli untuk SMDR dengan target hara di level Rp800, sementara rekomendasi beli untuk MBSS dengan target harga Rp750.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper