Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten pelayaran PT Hasnur Internasional Shipping Tbk. (HAIS) tetap optimistis untuk prospek bisnis pengangkutan batu bara di tengah pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Hasnur Internasional Shipping Soma Aryaka mengatakan, prospek bisnis pengangkutan batu bara dalam 5 tahun ke depan masih akan stabil. Hal tersebut salah satunya didukung oleh prospek kenaikan konsumsi energi di Indonesia.
Menurutnya, meski pemerintah tengah gencar mengembangkan EBT, bahan bakar fosil seperti batu bara masih akan memegang peranan penting dalam sektor energi Indonesia selama beberapa waktu ke depan.
“Memang ada target konsumsi EBT 23 persen pada 2025 mendatang, tetapi tulang punggung energinya masih akan tetap batu bara,” katanya dalam konferensi pers perusahaan secara daring, Senin (26/7/2021).
Kendati demikian, Arya mengatakan pihaknya juga akan mengembangkan bisnisnya pada sektor-sektor lain. Salah satu rencana ekspansi perusahaan dalam 5 tahun mendatang adalah mengembangkan angkutan komoditas agregat.
Hal tersebut, lanjut Arya, dilakukan untuk mendiversifikasi jasa angkutan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Baca Juga
Seiring dengan hal tersebut, perusahaan menyiapkan realisasi operasional Pelabuhan Tanjung Silopo di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pelabuhan ini akan difungsikan sebagai proyek Terminal Reguler dan Khusus Terminal untuk kepentingan multi-cargo.
“Estimasi nilai investasi proyek ini adalah sekitar Rp30 miliar dan akan dialokasikan untuk 5 tahun ke depan,” jelasnya.
Selain itu, HAIS juga akan membangun Terminal Khusus (Tersus) pada Pelabuhan Tanjung Silopo untuk mendukung operasional pelabuhan.
Lebih lanjut, HAIS juga akan menambah jumlah armada berupa unit kapal tunda (tug boat) dan tongkang (barge). Arya mengatakan pihaknya menargetkan dapat mengalokasikan sekitar Rp350 miliar untuk pembelian armada baru dalam 4 tahun ke depan.
“Jumlah kargo yang kami angkut dengan kapal sendiri pada 2020 lalu sebesar 43,9 persen. Pada 2025, angka ini ditargetkan naik di kisaran 61 persen hingga 70 persen,” pungkasnya.
Sementara itu, rencana pengembangan entitas anak, Hasnur Resoruces Terminal (HRT) akan menetapkan lokasi-lokasi pelabuhan baru yang strategis di wilayah Sulawesi Barat. Rencana tersebut akan diintegrasikan dengan perluasan usaha entitas anak HAIS yang lain, yaitu PT Hasnur Mitra Sarana (HMS) yang menitikberatkan pada kegiatan bongkat muat.
Total tambahan investasi pada entitas-entitas anak perusahaan HAIS ditargetkan akan mencapai sekitar Rp74 miliar dengan perkiraan jumlah kapasitas kargo 260.000 metrik ton pada tahun 2025 mendatang.