Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Melonjak 4,6 Persen, Brent Naik 4,2 Persen

Persediaan minyak mentah AS meningkat 2,1 juta barel selama pekan yang berakhir 16 Juli, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam sebuah laporan pada Rabu (21/7/2021).
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Rabu (21/17/2021) waktu setempat, memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, meskipun data menunjukkan terjadi kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.

Mengutip Antara, Kamis (22/7/2021), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah US$3,10 atau 4,6 persen, menjadi menetap di US$70,30 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat US$2,88 atau hampir 4,2 persen, menjadi ditutup pada US$72,23 per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS meningkat 2,1 juta barel selama pekan yang berakhir 16 Juli, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam sebuah laporan pada Rabu (21/7/2021).

Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan publikasi EIA menunjukkan penurunan 6,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah AS.

Laporan EIA juga menunjukkan stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman minyak utama AS, turun 1,4 juta barel dalam minggu terakhir.

Di sisi lain, total persediaan bensin berkurang 0,1 juta barel pada pekan lalu dan persediaan bahan bakar sulingan turun 1,3 persen, menurut EIA.

Pelaku pasar terus mencerna kesepakatan produsen-produsen minyak utama tentang produksi. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, pada Minggu (18/7/2021) sepakat untuk meningkatkan pasokan sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus hingga Desember.

Minyak dilanda aksi jual pada Senin (19/7/2021), didorong oleh kekhawatiran kehancuran permintaan di tengah meningkatnya kasus Covid-19, mendorong minyak sekitar 7,0 persen lebih rendah dan memukul aset-aset berisiko lainnya.

Pasar skeptis bahwa kenaikan harga akan berlangsung lama. "Sulit untuk melihat harga kembali pulih kecuali kegelisahan virus dikendalikan kembali. Pasar jelas gelisah tentang prospek permintaan,” kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper