Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama bursa saham New York, Amerika Serikat (AS) kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (21/7/2021) waktu setempat dipicu oleh pendapatan emiten yang solid. Hal ini pun berpotensi mendorong penguatan pada bursa Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (22/7/2021), indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,83 persen menjadi 34.798,00, sementara S&P 500 naik 0,82 persen menjadi 4.358,69, sedangkan Nasdaq bertambah 0,92 persen menjadi 14.631,95.
S&P 500 terpantau melejit dipimpin oleh saham siklikal seperti energi dan keuangan. Emiten dengan kapitalisasi kecil naik hampir 2 persen.
Verizon Communications Inc. dan Coca-Cola Co. naik setelah laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan, sementara United Airlines Holdings Inc. memperkirakan keuntungan ke depan meskipun ada kekhawatiran tentang ancaman Covid-19 untuk sektor pariwisata.
Imbal hasil obligasi AS tenor sepuluh tahun kembali menuju 1,3 persen karena reli obligasi baru-baru ini gagal. Lelang surat utang 20 tahun bernasib buruk. Kas US Treasuries tidak akan diperdagangkan di Asia karena liburan Jepang. Sementara imbal hasil 10-tahun obligasi Selandia Baru melonjak.
Pada bagian lain, bitcoin melonjak setelah beberapa suara terkemuka membahas prospek mata uang digital di sebuah konferensi. Miliarder Elon Musk mengatakan perusahaan eksplorasi ruang angkasa SpaceX memiliki token digital. Cathie Wood dari Ark Investment Management mendesak perusahaan untuk mempertimbangkan pertumbuhan Bitcoin yang eksplosif.
Baca Juga
Proyeksi pendapatan emiten anggota konstituen S&P 500 menunjukkan peningkatan terbesar dalam beberapa dekade.
Kinerja perusahaan dan dukungan kebijakan bank sentral yang berkelanjutan meredam beberapa kekhawatiran atas puncak pertumbuhan global dan penyebaran varian virus delta yang mengguncang pasar pada awal pekan ini.
Lebih dari 85 emiten dari konstituen S&P 500 yang merilis laporan keuangan sejauh ini telah mengalahkan prediksi analis, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
“Pembukaan kembali ekonomi bukanlah sebuah peristiwa melainkan sebuah proses, yang menurut kami masih belum diperhitungkan, dan terutama sekarang karena pergerakan pasar baru-baru ini,” tulis ahli strategi JPMorgan Chase & Co. yang dipimpin oleh Dubravko Lakos-Bujas.
Namun, tidak semua orang punya pandangan optimistis. Ketua Investasi Guggenheim Scott Minerd memperingatkan di Bloomberg Television bahwa September dan Oktober bisa menjadi masa sulit bagi saham dan ekuitas AS bisa mundur 15 persen.