Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Beralih ke Aset Berisiko, Harga Emas Tergelincir

Harga emas yang tertekan dikarenakan menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan pasar saham sehingga mendorong investor beralih ke aset-aset berisiko.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir ke level terendah dalam lebih dari seminggu pada akhir perdagangan Rabu (21/7/2021) waktu setempat berbalik melemah dari kenaikan sesi sebelumnya.

Mengutip Antara, Kamis (22/7/2021), harga emas yang tertekan dikarenakan menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan pasar saham sehingga mendorong investor beralih ke aset-aset berisiko, mengurangi daya tarik emas.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$8 atau 0,44 persen menjadi ditutup pada US$1.803,40 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (20/7/2021) harga emas berjangka terdongkrak US$2,2 atau 0,12 persen menjadi US$1.811,40.

Harga emas berjangka merosot US$5,8 atau 0,32 persen menjadi US$1.809,20 pada Senin (19/7/2021), merosot US$14 atau 0,77 persen menjadi US$1.815 pada Jumat (16/7/2021), dan menguat US$4,0 atau 0,22 persen menjadi US$1.829 pada Kamis (15/7/2021).

Lonjakan infeksi varian delta Covid-19 yang menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global terhenti, telah membebani sentimen risiko dan memicu aksi jual ekuitas pada Senin (19/7/2021), tetapi saham dan imbal hasil obligasi sejak itu pulih, meredupkan daya tarik safe-haven emas.

“Ada napas lega dalam ekuitas, obligasi pemerintah dan minyak kembali naik. Ini adalah tanda-tanda perdagangan reflasi, yang tidak baik untuk emas," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Tetapi Streible mengatakan reflasi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan kenaikan inflasi adalah positif bagi perak, platinum dan paladium yang juga digunakan untuk aplikasi industri.

Imbal hasil yang lebih tinggi membebani harga emas yang tidak memberikan imbal hasil, karena meningkatkan peluang kerugian.

“Kami kembali dalam kondisi push-pull market ini dengan beberapa faktor yang mempengaruhi pasar emas secara positif dan lainnya secara negatif,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Kemungkinan pandangan inflasi sementara Fed terbukti benar, terutama mengingat meningkatnya kasus Covid-19, adalah negatif untuk lindung nilai inflasi seperti emas, tetapi kebijakan moneter yang akomodatif dalam skenario itu akan mendukung emas, catat Meger.

Kerugian emas juga terjadi meskipun dolar AS mundur dari level tertinggi sejak awal tahun. Namun emas dapat terus menemukan dukungan di tengah lonjakan global dalam kasus varian delta Covid-19, menurut analis pasar.

Pejabat Federal Reserve AS akan menggelar pertemuan minggu depan, sementara pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis waktu setempat.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 26 sen atau 1,04 persen. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$10,1 atau 0,95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper