Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tergelincir Dipicu Potensi Kelebihan Pasokan

Kontrak berjangka minyak mentah WTI untuk pengiriman September menetap di US$66,35 per barel atau merosot US$5,21.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Senin waktu Amerika Serikat (AS), setelah kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi memicu kekhawatiran kelebihan pasokan di tengah meningkatnya infeksi Covid-19 varian delta yang lebih menular mengancam permintaan.

Mengutip Antara, Selasa (20/7/2021), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September menetap di US$68,62 per barel, kehilangan US$4,97 atau 6,8 persen. Minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus anjlok US$5,39 atau 7,5 persen menjadi ditutup pada US$66,42 per barel.

Kontrak berjangka minyak mentah WTI untuk pengiriman September menetap di US$66,35 per barel atau merosot US$5,21.

Pemulihan minyak mentah selama setahun telah terhenti selama dua minggu terakhir karena prospek pasokan baru mengganggu harga yang lebih tinggi. Dengan varian Delta dari virus corona yang menyebar ke seluruh dunia, memicu kenaikan 70 persen dalam infeksi di AS pada pekan lalu.

Masih belum jelas bagaimana varian tersebut akan mempengaruhi permintaan minyak. Konsumsi di AS, konsumen bahan bakar terbesar di dunia, terus menguat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi India, importir terbesar ketiga, telah mengurangi impor karena kelebihan pasokan dan kekhawatiran berkurangnya permintaan.

"Pasar sangat terpaku pada potensi meledaknya varian Delta. Karena itu, kami kehabisan uang.” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mencapai kompromi pada Minggu (18/7/2021) untuk meningkatkan pasokan minyak mulai Agustus untuk mendinginkan harga, yang telah mencapai level tertinggi bulan ini dalam lebih dari dua tahun.

"Kami masih menghadapi defisit yang signifikan dalam hal pasokan versus permintaan, tetapi untuk saat ini, tambahan barel dianggap cukup untuk mengempiskan dan membunuh reli baru-baru ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Beberapa bank besar berpendapat pasar akan terus reli, dengan Goldman Sachs mengulangi pada Senin (19/7/2021) bahwa ia melihat lebih banyak kenaikan. Dikatakan perjanjian OPEC sejalan dengan pandangannya bahwa produsen harus fokus pada mempertahankan pasar fisik yang ketat sambil memandu kapasitas mendatang yang lebih tinggi dan mengurangi persaingan investasi.

Namun, kesepakatan OPEC menghilangkan lebih banyak pembatasan pasokan yang telah menjadi landasan pasar selama setahun. Saat ini, OPEC+ menahan sekitar 5,8 juta barel minyak mentah per hari dari pasar, angka yang akan turun 2 juta barel per hari pada akhir tahun.

"Jangka panjang, kapasitas produksi bebas dan tambahan dari negara-negara OPEC+ adalah alasan utama mengapa kami melihat minyak bergerak lebih rendah lagi," kata analis Julius Baer, Carsten Menke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper