Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor AS Optimistis Ekonomi Pulih, Wall Street Kompak Melejit

Saham teknologi dan konsumsi memimpin penguatan pada S&P 500. Saham Moderna melonjak setelah pembuat vaksin tersebut masuk ke konstituen S&P 500.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) mengawali perdagangan pada zona hijau lantaran investor yang memandang optimistis terhadap prospek pembukaan kembali ekonomi AS dan dukungan bank sentral AS dalam menghadapi inflasi yang tinggi.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (16/7/2021), indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat 0,14 persen ke posisi 35.034,80, sementara itu S&P 500 bertambah 0,31 persen ke level 4.373,37, sedangkan Nasdaq naik 0,50 persen ke 14.615,67.               

Saham teknologi dan konsumsi memimpin penguatan pada S&P 500. Saham Moderna melonjak setelah pembuat vaksin tersebut masuk ke konstituen S&P 500.

Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun memangkas penurunan mingguan ketiganya. Di pasar komoditas, dolar AS sedikit berubah terhadap sebagian besar mata uang utama negara lain, sedangkan harga minyak mentah naik lebih tinggi.

Investor mengalihkan perhatian mereka ke laporan pendapatan perusahaan, dengan optimisme atas bangkitnya kembali permintaan konsumen yang diredam oleh penyebaran varian delta virus corona.

Prospek saham tertahan oleh jaminan berulang pekan ini dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang menyatakan bahwa lonjakan inflasi setelah lockdown belum menjamin pengurangan stimulus.

Setidaknya untuk 12 hingga 18 bulan ke depan, kita akan hidup dalam periode tekanan inflasi yang meningkat. Kabar baiknya adalah setidaknya untuk 12 bulan ke depan, saya tidak berpikir siklus keuntungan akan menarik karpet dari bawah kaki investor saham. Ini masih merupakan lingkungan yang wajar bagi pasar saham untuk mengungguli kelas aset lainnya,” kata Sean Darby, ahli strategi ekuitas global Jefferies kepada Bloomberg.

Powell membela sikap akomodatif bank sentral AS untuk kedua kalinya pada Kamis (15/7/2021) dalam kesaksiannya kepada anggota parlemen. Sikap The Fed menggarisbawahi perbedaan yang berkembang di antara bank sentral global tentang respons mereka terhadap tekanan harga yang meningkat. 

Pembuat kebijakan di Selandia Baru hingga Kanada dan Inggris berubah menjadi hawkish, membuat investor bertanya-tanya berapa lama The Fed mampu untuk tetap dovish.

"Jerome Powell mengatakan bahwa pemulihan masih memiliki jalan. Ini adalah gerakan ke arah yang benar." kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior City Index.

Dolar Selandia Baru menguat setelah inflasi negara itu melewati kisaran target bank sentral, memperkuat taruhan pada kenaikan suku bunga. Di Jepang, bank sentral membiarkan pengaturan kebijakan moneter utamanya tidak berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper