Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Darurat Berlaku, Rupiah Diprediksi Makin Merana

Kebijakan PPKM Darurat diyakini akan menghambat pemulihan ekonomi yang sempat berjalan dan menekan laju rupiah.
 Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan PPKM Darurat di Indonesia akan semakin membebani pergerakan mata uang rupiah yang cenderung kurang responsif terhadap kondisi global.

Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, pemberlakuan PPKM Darurat di Indonesia akan mengancam pergerakan mata uang rupiah ke depannya. Pasalnya, tren pergerakan rupiah saat ini cenderung negatif.

Ia memaparkan, rupiah merupakan salah satu mata uang yang pergerakannya cenderung lamban sepanjang tahun ini. Saat dolar AS melemah, respons penguatan rupiah terbilang lamban.

Wahyu melanjutkan, tren pelemahan dolar AS pada Maret 2021 lalu tidak berdampak langsung kepada rupiah. Hal tersebut karena mata uang rupiah sudah rentan terkena tekanan.

“Beberapa waktu lalu, rupiah sempat rebound, tetapi dolar AS juga ikut menguat. Akhirnya, pergerakan rupiah kembali melemah,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (1/7/2021).

Wahyu memperkirakan, pada pekan ini nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.200 hingga Rp14.600. Meski demikian, ke depannya pelemahan rupiah dapat terjadi lebih dalam.

“Jika PPKM Darurat diperpanjang, peluang menguji level Rp14.700 sangat terbuka. Hingga akhir tahun ini, kisaran pergerakan rupiah berada di Rp13.800 – Rp15.000,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kebijakan PPKM Darurat diyakini akan menghambat pemulihan ekonomi yang sempat berjalan.

Pasalnya, kebijakan pembatasan kegiatan tempat usaha hingga 17.00 WIB akan berefek negatif dari sisi operasional dan tidak akan tertutup oleh pendapatan.

“Dengan diberlakukannya PPKM Darurat maka konsumsi masyarakat dan investasi akan kembali stagnan dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 yang kemungkinan akan terkontraksi lebih dalam,” katanya.

Pada perdagangan Kamis (1/7/2021) pukul 13.00 WIB, rupiah koreksi 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.530 per dolar AS. Sepanjang 2021, rupiah lesu 3,42 persen.

Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia melemah siang ini. Rupiah menjadi yang terlemah ketiga, di bawah won Korea yang lesu 0,56 persen dan peso Filipina yang turun 0,54 persen. Indeks dolar As naik 0,04 persen ke level 92,459.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper