Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan PPKM Darurat di Indonesia akan semakin membebani pergerakan mata uang rupiah yang cenderung kurang responsif terhadap kondisi global.
Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, pemberlakuan PPKM Darurat di Indonesia akan mengancam pergerakan mata uang rupiah ke depannya. Pasalnya, tren pergerakan rupiah saat ini cenderung negatif.
Ia memaparkan, rupiah merupakan salah satu mata uang yang pergerakannya cenderung lamban sepanjang tahun ini. Saat dolar AS melemah, respons penguatan rupiah terbilang lamban.
Wahyu melanjutkan, tren pelemahan dolar AS pada Maret 2021 lalu tidak berdampak langsung kepada rupiah. Hal tersebut karena mata uang rupiah sudah rentan terkena tekanan.
“Beberapa waktu lalu, rupiah sempat rebound, tetapi dolar AS juga ikut menguat. Akhirnya, pergerakan rupiah kembali melemah,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (1/7/2021).
Wahyu memperkirakan, pada pekan ini nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.200 hingga Rp14.600. Meski demikian, ke depannya pelemahan rupiah dapat terjadi lebih dalam.
Baca Juga
“Jika PPKM Darurat diperpanjang, peluang menguji level Rp14.700 sangat terbuka. Hingga akhir tahun ini, kisaran pergerakan rupiah berada di Rp13.800 – Rp15.000,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kebijakan PPKM Darurat diyakini akan menghambat pemulihan ekonomi yang sempat berjalan.
Pasalnya, kebijakan pembatasan kegiatan tempat usaha hingga 17.00 WIB akan berefek negatif dari sisi operasional dan tidak akan tertutup oleh pendapatan.
“Dengan diberlakukannya PPKM Darurat maka konsumsi masyarakat dan investasi akan kembali stagnan dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 yang kemungkinan akan terkontraksi lebih dalam,” katanya.
Pada perdagangan Kamis (1/7/2021) pukul 13.00 WIB, rupiah koreksi 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.530 per dolar AS. Sepanjang 2021, rupiah lesu 3,42 persen.
Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia melemah siang ini. Rupiah menjadi yang terlemah ketiga, di bawah won Korea yang lesu 0,56 persen dan peso Filipina yang turun 0,54 persen. Indeks dolar As naik 0,04 persen ke level 92,459.