Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2021, Produsen Bimoli Salim Ivomas (SIMP) Berhasil Ubah Rugi Jadi Laba

PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp106 miliar pada kuartal I/2021.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen minyak goreng Bimoli, PT Salim Ivomas Pratama Tbk., berhasil mencetak laba pada kuartal I/2021, berbanding terbalik dari rugi pada kuartal I/2020.

Berdasarkan laporan perseroan, emiten berkode saham SIMP itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,69 triliun pada kuartal I/2021. Perolehan itu naik 42 persen dibandingkan dengan Rp3,3 triliun pada kuartal I/2020.

Pendapatan tersebut terdiri atas 87 persen penjualan produk minyak dan lemak nabati (EOF) dan 13 persen penjualan produk perkebunan.

Selain itu, SIMP berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp106 miliar pada kuartal I/2021. Perolehan itu berbanding terbalik dengan rugi tahun berjalan sebesar Rp52 miliar pada kuartal I/2020.

“Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbalik positif menjadi Rp106 miliar, terutama berasal dari naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan,” tulis Manajemen Salim Ivomas Pratama dikutip dari keterangannya, Rabu (30/6/2021).

Sementara itu, manajemen SIMP menjelaskan bahwa kenaikan pendapatan didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata dari produk sawit serta produk minyak dan lemak nabati yang juga diiringi kenaikan volume penjualan produk minyak lemak nabati.

Adapun, harga jual rata-rata CPO dan Palm Kernel (PK) pada kuartal I/2021 naik masing-masing 13 persen dan 48 persen secara yoy.

SIMP mencatat volume penjualan CPO pada kuartal I/2021 turun 2 persen secara year on year menjadi hanya 164.000 ton, sedangkan volume penjualan produk PK naik 6 persen menjadi 42.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper