Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Orang Makan di Rumah Bikin Kinerja SIMP Moncer

Produk konsumer minyak goreng dan margarin SIMP membukukan pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya keluarga yang memasak dan bersantap di rumah selama pandemi.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten produsen minyak goreng, PT Salim Ivomas Pratama Tbk., pada 2020 berhasil ditopang maraknya kegiatan di rumah saja, termasuk kebijakan work from home atau WFH untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Direktur Utama Salim Ivomas Pratama Mark Wakeford mengatakan bahwa tahun lalu merupakan tahun yang menantang bagi industri agribsinis seiring dengan dampak pandemi di seluruh duni, volatilitas harga komoditas, dan kondisi cuaca.

“Walaupun, terdapat tantangan dari pandemi, Divisi EOF [Eadible, Oil, dan Fat], mencatat kinerja yang sangat baik dengan produk konsumer minyak goreng dan margarin membukukan pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya keluarga yang memasak dan bersantap di rumah selama pandemi,” ujar Wakeford seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (1/3/2021).

Namun demikian, Wakeford menjelaskan bahwa untuk segmen industrial terpengaruh oleh penurunan permintaan dari horeka (hotel, restoran dan katering).

Adapun, emiten berkode saham SIMP itu berhasil membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp14,74 triliun pada 2020. Pencapaian itu lebih tinggi 6 persen daripada pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp13,65 triliun.

Jika diperinci, pendapatan dari sektor perkebunan sebesar Rp8,45 triliun, sektor minyak dan lemak nabati sebesar Rp11,45 triliun, dan lain-lain atau eliminasi Rp5,43 triliun.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, SIMP berhasil mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp234,28 miliar, berbanding terbalik dengan posisi 2019 yang merugi Rp546,14 miliar.

Wakeford menjelaskan bahwa perseroan mencatat peningkatan profitabilitas terutama karena kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan upaya dalam melakukan pengendalian biaya dan efisiensi.

SIMP mencatat harga jual rata-rata (ASP) CPO dan PK masing-masing naik 24 persen yoy dan 21 persen yoy. Sejalan dengan penurunan produksi, volume penjualan CPO turun 15 persen yoy menjadi 748.000 ton, sedangkan volume penjualan produk PK turun 17 persen yoy menjadi 183.000 ton.

Selain itu, laba tahun berjalan naik juga didukung peningkatan laba kotor, penurunan beban penjualan dan distribusi, beban umum dan administrasi, serta laba selisih kurs yang sebagian diimbangi oleh laba atas perubahan nilai wajar aset biologis yang lebih rendah serta kenaikan beban pajak penghasilan.

“Di tengah volatilitas harga komoditas, fokus kami pada 2021 adalah memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, meningkatkan pengendalian biaya serta inovasi untuk peningkatan produktivitas,” ujar Wakeford.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper