Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan masih akan melanjutkan koreksinya pada perdagangan hari ini, Rabu (20/8/2025) di tengah momen penentuan nasib suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi 0,45% ke level 7.862,94 pada perdagangan kemarin, Selasa (19/8/2025). Namun, IHSG masih di zona hijau, menguat 11,06% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Pasar saham Indonesia sendiri telah mencatatkan aliran dana asing. Tercatat, nilai beli bersih atau net buy asing sebesar Rp863,34 miliar di pasar saham Indonesia pada perdagangan kemarin.
Meskipun, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing Rp54,31 triliun sepanjang tahun berjalan.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin merupakan lanjutan dari aksi profit taking. Pada perdagangan hari ini, secara teknikal, indikator Stochastic RSI mengalami Death Cross dalam area overbought. MACD mulai menunjukkan penurunan histrogram positif.
"Volume jual masih mendominasi. Sehingga diperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi menguji level support 7.800 dan sekaligus berpeluang menutup gap down," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas pada Rabu (20/8/2025).
Baca Juga
IHSG pun diproyeksikan akan menguji level resistance di 7.930 dan uji pivot di level 7.900 pada perdagangan hari ini.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi IHSG hari ini. Dari dalam negeri, investor akan menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini.
Menurut konsensus, BI akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 5,25%, setelah pada RDG Juli lalu menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
BI diperkirakan masih berpeluang menurunkan suku bunga lagi pada tahun ini, jika laju inflasi masih terkendali dalam kisaran target BI yaitu 1,5%-3,5%. Inflasi dari Mei sampai Juli berturut-turut mengalami kenaikan hingga mencapai 2,37% secara tahunan (year on year/yoy) di Juli 2025, yang merupakan inflasi tertinggi sejak Juni 2024, meskipun masih dalam kisaran target BI.
Dari global, investor akan mencermati keputusan moneter bank sentral China yang diperkirakan akan kembali mempertahankan Loan Prime Rate 1 tahun pada level 3% dan 5 tahun pada level 3,5%. Dipertahankannya suku bunga pada level rendah ini disinyalir sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi China di tengah ancaman perang tarif, melemahnya daya beli, dan mendorong pemulihan sektor properti.
Dari Inggris akan dirilis data inflasi periode Juli 2025 yang diperkirakan naik menjadi 3,7% yoy dari 3,6% yoy di Juni 2025 yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2024.
Phintraco Sekuritas menilai terdapat sejumlah saham yang patut diperhatikan hari ini. Deretan saham yang direkomendasikan hari ini antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.