Bisnis.com, JAKARTA - Emiten induk grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII) laporkan kinerja kuartal I/2021. Kinerjanya menurun, tetapi tanda pemulihan mulai terlihat.
Berdasarkan laporan kuartal I/2021, pendapatan bersih konsolidasian Grup sebesar Rp51,7 triliun, menurun 4 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar Rp54 triliun.
Laba bersih mencapai Rp3,7 triliun, menurun 22 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 yang sebesar Rp4,81 triliun, disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari hampir semua segmen bisnis.
Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2021 sebesar Rp3.971, meningkat 3 persen dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2020 sebesar Rp3.845.
Kas bersih (tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup) mencapai Rp15,9 triliun pada 31 Maret 2021, dibandingkan Rp7,3 triliun pada akhir tahun 2020.
Arus kas yang lebih tinggi pada kuartal pertama tahun 2021 disebabkan oleh kinerja bisnis yang membaik, serta belanja modal dan modal kerja yang lebih rendah.
Baca Juga
Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp40,3 triliun pada 31 Maret 2021.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan dan laba bersih grup Astra pada kuartal I/2021 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mengingat tahun lalu pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara substansial pada bulan Maret 2020.
"Walaupun kinerja usaha Grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi yang masih berlanjut,” jelasnya, Rabu (21/4/2021).
Dia mengungkapkan kontribusi yang meningkat hanya dari sektor alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang naik 3 persen dan sektor properti yang naik 23 persen.
Kontribusi laba bersih konsolidasian paling anjlok datang dari sektor agribisnis yang turun 56 persen menjadi Rp129 miliar dari tahun sebelumnya Rp296 miliar, sedangkan dari sektor teknologi informasi turun 50 persen, infrastruktur dan logistik turun 42 persen.
Sementara itu, laba bersih konsolidasian dari sektor otomotif menurun 26 persen menjadi Rp1,43 triliun dibandingkan dengan Rp1,93 triliun. Jasa keuangan turun 30 persen menjadi Rp985 miliar dari kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp1,41 triliun.