Bisnis.com, JAKARTA - PT Widodo Makmur Unggas Tbk., bersiap melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 atau 5,92 miliar saham dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Dalam prospektus perseroan yang dikutip Selasa (5/1/2021), jumlah saham tersebut setara dengan 35 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Masa penawaran umum saham Widodo Makmur Unggas pada 7 Januari 2021. Tanggal penjatahan 27 Januari 2021, distribusi saham elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 28 Januari 2021. Tanggal pencatatan di BEI pada 29 Januari 2021.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana efek ialah CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas Indonesia.
Di sisi lain, perseroan juga akan melaksanakan program employee stock allocation (ESA) dan management employee stock option program (MESOP) sebanyak-banyaknya 7,5 persen dan 1 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Manajemen Widodo Makmur Unggas menjelaskan bahwa dana segar yang diperoleh dari aksi IPO itu sebagian besar atau sekitar 74,3 persen akan digunakan untuk ekspansi menambah dan memperluas sarana produksi, sedangkan 25,7 persen untuk keperluan modal kerja.
Baca Juga
Lebih rinci, 17,8 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas Breeding PS Farm berlokasi di Yogyakarta dengan target operasi Mei 2021 di atas tanah seluas 81 ribu meter persegi.
Selanjutnya, 6,9 persen untuk pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten dengan target operasi September 2021 di atas tanah seluas 5.900 meter persegi.
Selain itu, 5,7 persen untuk pembangunan fasilitas Hatchery di Sukabumi dengan target operasi Agustus 2021 di atas tanah seluas 11.000 meter persegi dan 20,6 persen untuk pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Wonogiri dengan target operasi Maret 2021 di atas tanah seluas 155 ribu meter persegi.
Kemudian, 11 persen untuk pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Cianjur dengan target operasi Maret 2021 di atas tanah seluas 50 ribu meter persegi, dan 12,3 persen untuk pembangunan fasilitas Feedmill di Ngawi dengan target operasi Agustus 2021 di atas tanah seluas 134 ribu meter persegi.
Sementara itu, 25,7 persen akan digunakan untuk modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku pada Feedmill dan pembelian Ayam Broiler Komersial untuk Slaughterhouse.
Sebelumnya, CEO Widodo Makmur Unggas Ali Mas’adi mengungkapkan perseroan mengincar dana segar mencapai Rp2 triliun dari aksi IPO itu.
“[Kisaran dana yang dibidik] Rp2 triliun yang akan mendukung pengembangan perseroan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).
Perseroan sebelumnya juga menargetkan aksi IPO itu dapat terlaksana November 2020.
Berdasarkan catatan Bisnis, Widodo Makmur Unggas (WMU) merupakan anak perusahaan PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi vertikal yang berbasis di Jakarta. WMU memiliki unit bisnis yang meliputi breeding farm, hatchery, commercial broiler farm, commercial layer farm, slaughterhouse, dan feedmill.
Widodo Makmur Unggas (WMU) merupakan salah satu lini usaha dari Widodo Makmur Perkasa Holding. Kelompok usaha itu telah berdiri sejak 1995 dan memiliki lini bisnis peternakan dan komoditas.
Adapun, Widodo Makmur Perkasa Group didirikan oleh Tumiyana, pria yang pernah menduduki kursi Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk.